Kamis, 2 Oktober 2025

Membaca Calon KSAU Baru

Siapa KSAU baru yang akan ditunjuk menggantikan Hadi Tjahjanto, pada 12 Desember lalu saat mengunjungi Markas Kopassus TNI AD

Editor: Hendra Gunawan
Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., dalam sambutannya pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tentang penugasan prajurit TNI pada perwakilan Indonesia di luar negeri, bertempat di Gedung Pancasila Kemenlu RI, Jakarta Pusat, Rabu (20/12/2017). TNI akan menyiapkan prajurit-prajurit terbaik, yang memiliki dedikasi, loyalitas, profesional dan penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas mengamankan perwakilan RI di luar negeri yang rawan dan atau berbahaya. (PUSPEN TNI) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Marsekal TNI Hadi Tjahjanto tidak hanya menjabat Panglima TNI, ia juga masih merupakan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU).

Pasalnya sejak dilantik menjadi Panglima TNI pada 8 Desember lalu, pangganti dirinya sebagai KSAU belum juga ditunjuk. Sehingga ia hingga kini belum menyerah terimakan jabatan KSAU ke siapapun.

Siapa KSAU baru yang akan ditunjuk menggantikan Hadi Tjahjanto?

Pada 12 Desember lalu saat mengunjungi Markas Kopassus TNI AD di Cijantung, Jakarta Timur, ia menjelaskan bahwa proses penunjukan KSAU baru, masih berlangsung di internal TNI AU.

Baca: Inilah Nama Perwira TNI AU yang Berpeluang Jadi KSAU Gantikan Marsekal Hadi

Proses uji kelayakan dan kepatutan masih berlangsung, dan rencananya sang kandidat KSAU baru akan diserahkan ke Presiden RI. Joko Widodo, untuk ditentukan.

Hadi Tjahjanto kepada wartawan pada 7 Desember lalu usai menerima rombongan DPR di rumah dinasnya, di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pernah menyebutkan bahwa siapapun yang berhak untuk diusung sebagai KSAU adalah Jenderal TNI AU bintang tiga, atau Marsekal Madya (Marsdya).

Saat ini ada empat Jenderal bintang tiga TNI AU, yang masih aktif.

Mereka adalah: Marsdya Yuyu Sutisna, lulusan Akademi TNI AU tahun 1986, yang kini menjabat Wakil KSAU, Marsdya Hadiyan Sumintaatmadja, lulusan Akademi TNI AU tahun 1983, yang kini menjabat Sekjen Kementerian Pertahanan, Marsdya Bagus Puruhito, lulusan Akademi TNI AU tahun 1984, yang kini menjabat Wakil Gubernur Lemhanas.

Namun tidak menutup kemungkinan yang ditunjuk sebagai KSAU baru, adalah Jenderal TNI AU bintang dua atau Marsekal Muda (Marsda), yang kemudian didongkrak menjadi Marsdya lalu Jenderal penuh dalam waktu singkat.

Hal tersebut sudah beberapa kali terjadi di lingkungan TNI, termasuk di lingkungan TNI AU.

Pada tahun 2005 lalu, Djoko Suyanto pangkatnya melejit dari Jenderal bintang dua ke Jenderal bintang tiga di tahun yang sama.

Dari jabatan Asisten Operasi KSAU, ia langsung diangkat menjadi KSAU dengan menyandang pangkat Marsekal atau Jenderal bintang empat. Setelahnya, ia ditunjuk menjadi Panglima TNI.

Hal yang sama juga terjadi pada Agus Supriatna, yang dilantik menjadi KSAU pada 2 Januari 2015 lalu. Ia sebelumnya adalah Jenderal bintang dua TNI AU yang menjabat Wairjen Mabes TNI.

Agus Supriatna kemudian dipromosikan menjadi bintang tiga dengan diangkat sebagai Kasum TNI, dan tiga hari setelahnya ia ditunjuk menjadi KSAU.

Di posisi bintang 2 sendiri terdapat sejumlah nama, seperti Panglima Koops II Marsda Yadi Indrayadi, Irjen AU, Marsda Umar Sugeng dan Marsda TNI Dedy Permadi yang kini menjabat Asisten Personel Panglima TNI.

Agus Supriatna

Agus Supriatna saat dilantik menjadi KSAU, juga digadang-gadang akan ditunjuk sebagai Panglima TNI. Pasalnya saat ia dilantik sebagai KSAU, jabatan Panglima TNI masih diembang oleh Jenderal TNI. Moeldoko, setelah sebelumnya dijabat oleh Laksmana TNI.

Agus Suhartono. Sebagaimana tradisi yang berlangsung setelah reformasi, jabatan Panglima TNI digilir ke setiap angkatan, dan setelah AD, saat itu seharusnya jabatan diserahkan ke Angkatan Udara.

Namun Presiden RI Joko Widodo punya pemikiran lain. Saat itu jabatan Panglima TNI tidak diserahkan ke TNI AU, melainkan tetap dijabat oleh perwira tinggi TNI AD, dengan penunjukan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI.

Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI. Alhasil keputusan tersebut mendapat protes dari sejumlah pihak, termasuk mantan KSAU, Marsekal TNI (purn) Chappy Hakim. Jabatan Panglima TNI baru dikembalikan ke AU dua tahun setelahnya, dengan penunjukan Hadi Tjahjanto.

Yang diacu dalam menentukan KSAU baru antara lain kemampuan sang kandidat menjawab tantangan TNI AU ke depan, tahun kelulusan dari akademi serta masa jabatan.

Hal itu berpengaruh terhadap regenerasi di TNI AU, dan akan mempengaruhi hubungan dengan Panglima TNI jika KSAU baru bukanlah senior dari Hadi Tjahjanto. Sang kandidat juga harus bukan seseorang yang akan pensiun dalam waktu dekat.

Yang terjadi selama ini, perwira yang ditunjuk sebagai orang nomor satu di lembaga dengan doktrin 'Swa Bhuwana Paksa' yang kira-kira artinya adalah sayap pelindung tanah air, adalah seorang penerbang atau pilot pesawat.

Tidak harus seorang pilot pesawat tempur, tapi juga bisa seorang pilot pesawat transport seperti Djoko Suyanto maupun Hadi Tjahjanto, atau bahkan pilot helikopter seperti Marsekal Soebandrio. Sebab, yang utamanya seorang KSAU haruslah memiliki leadership yang bagik.

Sejumlah hal yang akan dihadapi oleh KSAU baru, antara lain adalah pembelian 11 unit pesawat Sukhoi SU-35 dari Russia, yang tandatangan kontrak pembeliannya akan dilakukan dalam waktu dekat.

Ia juga harus ikut mempersiapkan TNI AU, dalam menghadapi tahun politik.

Selain itu KSAU baru juga harus ikut mengawal penanganan kasus dugaan korupsi Helikopter Agusta Westland (AW) 101, yang menyeret nama Agus Supriatna.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved