Jumat, 3 Oktober 2025

Jokowi Harus Evaluasi Menteri yang Performanya Kurang Optimal

Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan segera untuk mengevaluasi menteri yang berkinerja buruk di mata publik dan menjadi beban bagi kabinet kerja.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbincang dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebelum acara pelantikan di Istana Negara Jakarta, Rabu (27/7/2016). Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengumumkan 12 nama menteri dan Kepala BKPM di teras belakang Istana Merdeka. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta mengevaluasi menteri yang berkinerja kurang optimal di mata publik dan menjadi beban bagi kabinet kerja.

Isu kinerja menteri kembali menghangat pasca dilansirnya hasil survei nasional dari PolMark Indonesia dengan judul "Jokowi dan Masa Depan Kita".

Baca: Pria Berkepala Plontos Penculik Anak yang Terekam CCTV di ITC Kuningan Akhirnya Menyerahkan Diri

PollMark, dalam siaran persnya melansir menteri yang paling banyak diperbincangkan adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Hasilnya adalah 33% responden menjawab Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), 6,6% menjawab Sri Mulyani (Menteri Keuangan), 5,8% Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial).

Sedangkan menteri lainnya hasilnya bernasib di dibawah 0%. Misalnya, Rini Soemarno (Menteri Badan Usaha Milik Negara) di posisi 28 (0,1%) atau Menkominfo Rudiantara di posisi 32 (0,0%).

Pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Peneliti senior pada Lembaga Riset Inspect, Ahmad Ma'ruf mencatat, bahwa Menteri Rini dinilai lamban dalam restrukturisasi, sehingga banyak BUMN yg bukannya berkontribusi pada penyediaan barang/jasa publik, tapi justru jadi beban anggaran karena selalu defisit.

Sementara kinerja Rudiantara dianggap bagus namun tim kerja dan sistem dinilai lamban dalam mengeksekusi tugasnya. Contohnya maraknya berita Hoax.

“Banyak situs yang sebar pornografi, SARA, Bahkan hoax gagal ditangani cepat,” bebernya.

Disarankannya, Jokowi melakukan evaluasi atas kinerja semua menteri terkhusus yang gagal mencapai kinerja. "Presiden sudah punya instrumen," pungkasnya.

Sementara Direktur Operasional PolMark Indonesia Maikal Febriant menjelaskan menduga menonjolnya nama Susi karena selama ini sangat aktif memasarkan aktivitas yang dia lakukan diberbagai media.

"Saat ini anak-anak kecil saja tau persis “tag line” yang dibangun oleh Ibu Susi dengan istilah “TENGGELAMKAN”. Hal yang sama berlaku dengan Ibu Sir Mulyani dan Imam Nahrowi, sehingga masyarakat menganggap kinerja mereka yang lebih baik," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved