Minggu, 5 Oktober 2025

Menhan: Kesadaran dan Peran Warga Negara Akan Memberikan Daya Gentar Bagi Negara Lain

Ryamizard mengajak seluruh peserta yang hadir untuk ikut merasa bangga karena ditakdirkan menjadi warga bangsa Indonesia.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
Istimewa
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, menjadi pembicara utama dalam seminar nasional bela negara, dalam rangka dies natalis ke-68 Universitas Gadjah Mada. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, menjadi pembicara utama dalam seminar nasional bela negara, dalam rangka dies natalis ke-68 Universitas Gadjah Mada.

Dihadapan mahasiswa dan mahasiswi UGM, Ryamizard menyampaikan materi tentang memahami ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan kedaulatan bangsa masa kini.

Baca: Jokowi: Saya Pernah Daftar Jadi Pegawai Perhutani Tidak Diterima, Diterimanya Jadi Presiden

Ryamizard mengajak seluruh peserta yang hadir untuk ikut merasa bangga karena ditakdirkan menjadi warga bangsa Indonesia.

"Ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan YME dan Negara tersebut kita wujudkan melalui bela negara," kata Ryamizard dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (19/12/2017).

Menurutnya, kesadaran bela negara itu penting untuk ditanamkan kepada seluruh warga negara.

Baca: Sempat Berniat Maju Jadi Ketua Umum Golkar, Titiek Soeharto Kini Dukung Airlangga

Hal tersebut menjadi dasar revolusi mental sekaligus untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas ancaman guna mewujudkan ketahanan nasional.

Ryamizard mengatakan, kesadaran setiap warga negara yang diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara merupakan soft power bangsa.

Baca: Ridwan Kamil Sebut Surat Pencabutan Dukungan Dari Partai Golkar Baru Fotokopiannya

"Bahkan akan memberikan daya gentar atau detterence effect bagi negara lain yang ingin mencoba mengganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa," katanya.

Menurutnya, bentuk persaingan yang dinamis ini dapat berdampak terhadap perubahan sistem politik, hukum, mental dan budaya, serta penghayatan terhadap ideologi suatu bangsa.

"Tentunya kita semua tidak ingin Indonesia kalah dan gagal dalam persaingan modernisasi dan global tersebut yang pada gilirannya dapat mengancam keutuhan bangsa dan negara ini, karena dalam persaingan globalisasi, yang kuat keluar sebagai pemenang dan menjadi pemimpin serta pasti akan menjajah," katanya.

Sementara yang lemah akan kalah dan menjadi pecundang dan akan terus terjajah.

"Karena itu, revitalisasi nilai-nilai bela negara sebagai modalitas kekuatan dan pengikat jati diri bangsa merupakan sebuah kebutuhan yang urgen untuk diimplementasikan," kata Ryamizard.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, dalam upaya memerangi kemiskinan dan kebodohan, pemerintah harus didukung semua pihak.

"Kita semua harus bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberantas kemiskinan demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil makmur dan sejahtera," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved