Delay Berkepanjangan, Penumpang Garuda Di Bandara Soekarno-Hatta Terlantar Tak Diberi Makanan
Terlantarnya ratusan penumpang tersebut telah terjadi sejak siang hingga malam ini sekitar pukul 21.00 WIB.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penumpukan penumpang Garuda Indonesia terjadi akibat penundaan jadwal penerbangan atau delay di Terminal 3 Domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jumat (1/12/2017).
Terlantarnya ratusan penumpang tersebut telah terjadi sejak siang hingga malam ini sekitar pukul 21.00 WIB.
Delay berkepanjangan itu juga dialami Komisaris Pos Kupang, Damyan Godho yang seharusnya berangkat ke Kupang, NTT pada pukul 15.00 WIB. Bahkan ia sudah check in pukul 14.00 WIB.
Baca: Penerbangan Delay dan Pembatalan, Begini Penjelasan Garuda
"Saya harusnya ke Kupang jam 3 (15.00 WIB-red), tapi sampai sekarang tidak ada kepastian," ujar Damyan ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (1/12/2017).
Dia sangat menyayangkan manajemen Garuda Indonesia tidak memberikan pengumuman atau penjelasan alasan delay penerbangan.
Baca: Delay, Penumpang Garuda Terlantar Hingga 6 Jam
Malah kini, menurutnya, petugas dari Maskapai Plat Merah tersebut tidak terlihat mendampingi para penumpang di ruang tunggu.
"Sekarang malah petugas tidak ada di tempat," jelasnya.
Sudah memasuki enam jam delay, Damyan mengakui, penumpang tidak mendapatkan kompensasi berupa makanan apapun dari manajemen Garuda Indonesia.
Baca: Ketua Fraksi PKS Apresiasi Semangat Ukhuwah Reuni 212
"Di ruang tunggu ini sama sekali tidak ada orang Garuda. Kita tidak diberi makan, minum. Kita lapar, haus disini tidak ada kejelasan. Makanan pun tidak dibagikan," katanya.
Sebelumnya Vice Presidrn Corporate Secretary Garuda Indonesia, Hengki Heriandono mengungkapkan terjadi penumpukan menumpuk di Terminal 3 Domestik Bandara Soetta.
"Beberapa tujuan karena faktor cuaca seperti Silangit dan beberapa destnasi. Sehingga terjadi delay berkepanjangan bahkan dibatalkan karena blm ada tanda - tanda membaik sampai jam 14.00," ujar Hengki kepada Warta Kota di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (1/12/2017).
Ia menambahkan peristiwa ini juga terjadi karena rotasi pesawat dan crew.
Akibat proses buka tutup karena Gunung Agung sehingga dilakukan rotasi.
"Penggantian pesawat karena adanya overbook," ucapnya.
"Beberapa pesawat untuk menampung stranded passenger itu alasan utama yang terjadi. Kepada penumpang diberikan informasi, Service on Ground dan Kompensasi sesuai PM89," kata Hengki.