Sabtu, 4 Oktober 2025

Dubes AS Tanyakan Soal Papua ke Wiranto

Gejolak di Papua terjadi karena dipicu upaya-upaya KKSB untuk melepaskan Papua dari pangkuan ibu pertiwi.

Editor: Johnson Simanjuntak
Mabes TNI
Panglima TNI. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, memberikan penghargaan kepada 63 prajurit, yang terlibat dalam operasi pembebasan sandera di Tembagapura, Mimika, Papua pada Jumat lalu (17/11). Upacara pemberian penghargaan itu, digelar di Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Minggu (19/11/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, menerima kunjungan dari Duta Besar Amerika Serikat (AS) Untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr, di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2017).

Wiranto kepada wartawan usai menerima Dubes AS mengatakan kunjungan tersebut adalah kunjungan rutin yang biasa digelar untuk membahas kepentingan kedua negara.

Dalam kunjungan kali ini, antara lain yang dibahas adalah tindak lanjut dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean plus AS yang digelar di Manila dua Minggu lalu, yang juga dihadiri Presiden AS. Donald Trump.

"Dubes ini sekarang datang kemari, membahas lebih rinci lagi, apa yang bisa kita lakukan, untuk mendukung komitmen antar ASEAN plus, ASEAN dan Amerika Serikat," ujarnya.

Baca: Jadi Tersangka, Polisi Belum Lakukan Penahanan dan Pencegahan Terhadap Ahmad Dhani

Soal gejolak di Papua yang disebabkan Kelompok Separatisme Kriminal Bersenjata (KKSB), hal itu menurut Wiranto juga sempat ditanyakan sang Dubes kepadanya.

Menurut purnawirawan Jendral TNI bintang empat itu, pertanyaan-pertanyaan seperti itu adalah pertanyaan yang biasa ditanyakan para Dubes kepadanya.

"Beliau juga menanyakan bagaimana kondisi keamanan nasional kita, itu kan biasa, semua Dubes ya datang ke saya selalu menanyakan, bagaimana sih kira-kira kondisi keamanan nasional kita," katanya.

"Kan sumber keterangan yang paling didapatkan dan dapat dipercaya kan dari Kementerian Polhukam, karena saya juga menampung informasi dari berbagai kementerian dan lembaga," ujarnya.

Gejolak di Papua terjadi karena dipicu upaya-upaya KKSB untuk melepaskan Papua dari pangkuan ibu pertiwi.

Selain melakukan penyerangan terhadap aparat Kepolsian dan TNI di Papua, mereka juga melakukan penyanderaan dengan warga yang terjadi dua pekan lalu.

Penyanderaan tersebut bisa diakhiri, setelah prajurit-prajurit pilihan TNI AD turun.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved