Pilgub Jawa Timur
PDIP Menolak Manuver Emil Dardak Disamakan dengan Jokowi
Meskipun Emil Dardak sudah berkomunikasi dengan Hasto sebelum memutuskan maju sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto dengan keputusan Bupati Trenggalek Emil Dardak yang maju di Pilgub Jawa Timur.
Meskipun Emil Dardak sudah berkomunikasi dengan Hasto sebelum memutuskan maju sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur.
Pasalnya Emil Dardak yang didukung PDIP itu, baru dua tahun menjabat.
"Kan baru dua tahun, kan semua ada tahapan-tahapannya, bagi kami peningkatan jenjang karir itu ditentukan oleh rakyat, bukan ditentukan keinginan pribadi," ujarnya kepada wartawan di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (26/11/2017).
Baca: YLKI Protes SPBU Asing Jual BBM Ron 89 Murah
HAsto mengatakan PDIP mendukung sebagai Calon Bupati Trenggalek, karena Emil pernah menyampaikan bahwa ia berniat membuka keterisolasian di kabupaten tersebut.
Emil Dardak yang berstatus doktor itu juga berniat menyebarkan ilmunya yang didapat di luar negeri, ke warga Trenggalek.
"Tentu saja proses itu kami hormati, bahwa ada seorang anak muda berpendidikan moderen dari Jepang Amerika, kita anggap saat itu bisa mewakili sosok muda yang progresif yang betul-betul mau mengabdikan diri pada bangsa dan negara," katanya.
Baca: Bandara Lombok Ditutup Pasca-Erupsi Gunung Agung
Emil Dardak akhirnya memutuskan untuk maju mendampingi Khofifah Indar Parawansa, di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018.
Pasangan tersebut maju dengan diusung Partai Demokrat, Partai NasDem, Partai Hanura dan Partai Golkar.
Sementara PDIP di Jawa Timur mendukung pasangan Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar.
Karena Emil Dardak baru dua tahun menjabat sebagai Bupati Trenggalek, Hasto Kristiyanto menganggap apa yang dipelajari Emil Dardak sebagai Bupati Trenggalek, belumlah banyak.
Emil juga belum teruji mentalitasnya.
Dalam keadaan tersebut, Emil Dardak justru pindah ke partai lain.