Penyidik KPK Diteror
Novel Doakan Kapolda Metro Jaya Bisa Mengungkap Aktor Penyerangan
Meski pesimis, Novel mendoakan agar tim penyidik polda di bawah kepemimpinan Idham Aziz mampu mengungkap pelaku hingga aktor
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik KPK Novel Baswedan sebagai korban menyambut positif Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz menyampaikan perkembangan kasusnya berupa dua foto diduga pelaku penyiraman air keras yang menimpanya lebih tujuh bulan lalu.
Meski pesimis, Novel mendoakan agar tim penyidik polda di bawah kepemimpinan Idham Aziz mampu mengungkap pelaku hingga aktor di balik penyiraman kepada dirinya.
Baca: Jasad Penjaga Rumah Kos Digerogoti 11 Anjing Peliharaannya Sendiri
"Semoga bisa mas," ujar Novel melalui pesan singkat kepada Tribun, Jumat (24/11).
Bagi Novel, tidak ada hal baru dari dua foto sketsa wajah diduga pelaku yang dilansir oleh Idham Aziz. Justru, dua sketsa wajah itu sama dengan hasil sketsa yang diberitakan oleh surat kabar Tempo pada beberapa bulan lalu.
Baca: Pengacara Setya Novanto: Sekali ke Luar Negeri Minimal Saya Habiskan Rp 5 Miliar
"Semoga saja ada perkembangan lain yg mengarah diungkapnya para pelaku tersebut," ujarnya.
Novel berpikir positif atas langkah Idham Aziz bahwa kepolisian sampai mengerahkan 167 penyidik khusus, membuka layanan nomor pengaduan atau hotline hingga meminta bantuan kepolisian federal Australia (AFP) untuk menangani kasus penyerangan yang menimpanya.
Ia juga menyampaikan terima kasih bila kepolisian benar-benar serius berupaya untuk mengungkap kasus yang sudah terjadi sejak lebih tujuh bulan ini.
"Walaupun sejak awal banyak info kepada saya bahwa (kasus) itu tidak akan diungkap, dan nyatanya memang seperti itu," kata Novel.
Menurut Novel, kalau memang semua pihak, termasuk kepolisian, berniat serius ingin mengungkap kasus ini, maka akan lebih mudah bila Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Sebab, nantinya hasil penelusuran TPGF itu bisa membantu penyidik Polri untuk mengungkap kasus ini.
"Bila niatnya benar untuk diungkap apa adanya, maka pembentukan TGPF mestinya dipandang sebagai solusi. Kecuali bila ada yang ingin ditutupi, maka TGPF menjadi kekhawatiran," kata Novel.
Menurutnya, Presiden Jokowi tetap perlu membentuk TPGF untuk membantu pengungkapan kasusnya ini. Sebab, hal itu bukan menyangkut soal penyerangan yang menimpanya saja. Tapi, jika kasus ini tidak diungkap, maka akan sangat berbahaya bagi petugas KPK lainnya.
"Sejak awal saya sudah katakan, bahwa saya tidak ada beban, insya Allah saya ikhlas," ujar Novel.
"Tapi, apa akan dibiarkan perbuatan demikian tidak diungkap? Ini berbahaya bagi para pejuang anti korupsi bila tetap tidak diungkap.
Sikap dibentuk TGPF atau tidak, juga menjadi tolak ukur seberapa serius negara mendukung pemberantasan korupsi," tandasnya.