Penyidik KPK Diteror
Novel Baswedan Sebut Tak Ada yang Baru dari 2 Sketsa Pelaku yang Dirilis Kapolda
Novel Baswedan menyambut positif upaya Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap dirinya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Novel Baswedan menyambut positif upaya Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap dirinya.
Meski pesimistis, Novel mendoakan agar tim penyidik Polda mampu mengungkap siapa pelaku eksekutor di lapangan hingga aktor di balik penyiraman air keras itu.
"Semoga bisa," ujar Novel melalui pesan singkat kepada Tribun Network, Jumat (24/11/2017).
Bagi Novel, tidak ada hal baru dari dua foto sketsa wajah yang diduga tersangka pelaku penyerangan.
Menurutnya dua sketsa wajah itu sama dengan hasil sketsa yang diberitakan oleh sebuah surat kabar nasional beberapa bulan lalu.
Baca: Gara-gara Video Ini, Netizen Duga Hubungan Afgan & Rossa Cuma Settingan, Tangannya Terlihat Gemulai!
"Semoga saja ada perkembangan lain yang mengarah diungkapnya para pelaku tersebut," ujarnya.
Novel juga tetap berpikir positif terkait langkah Idham Aziz yang mengerahkan 167 penyidik khusus, membuka layanan nomor pengaduan atau hotline, hingga melibatkan Kepolisian Federal Australia (AFP).
"Walaupun sejak awal banyak info kepada saya, bahwa (kasus) itu tidak akan diungkap. Nyatanya memang seperti itu," kata Novel.
Menurut Novel, kalau memang semua pihak, termasuk kepolisian, berniat serius ingin mengungkap kasus ini, akan lebih mudah bila Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
Menurutnya, hasil penelusuran TPGF itu bisa membantu penyidik Polri untuk mengungkap kasus ini.
"Bila niatnya benar untuk diungkap apa adanya, pembentukan TGPF mestinya dipandang sebagai solusi. Kecuali bila ada yang ingin ditutupi, TGPF menjadi kekhawatiran," kata Novel.
Menurutnya, pembentukan TPGF bukan menyangkut soal kasus penyerangan yang menimpanya saja tetapi keselamatan petugas KPK lainnya.
Baca: Hidup Bergelimang Harta, Inilah Deretan Mobil Mewah yang Dimiliki Sarita Mukti dan Faisal Haris
"Sejak awal saya sudah katakan, saya tidak ada beban, Insya Allah saya ikhlas. Tapi, apa akan dibiarkan perbuatan demikian tidak diungkap?
Ini berbahaya bagi para pejuang antikorupsi. Dibentuk atau tidaknya TGPF, menjadi tolak ukur seberapa serius negara mendukung pemberantasan korupsi," katanya.
Mengenai perkembangan pengobatan kedua matanya di Singapore General Hospital, sejumlah tahapan operasi telah dijalaninya.