Korupsi KTP Elektronik
Dedi Mulyadi: Konflik Golkar Saat Ini Tidak Ada Apa-apanya Dibanding Awal Reformasi
Menurutnya, pada awal reformasi Golkar diterpa konflik sampai sampaai diminta untuk dibubarkan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi menilai konflik yang terjadi di partai berlambang pohon beringin itu saat ini belum ada apa-apanya dibanding pada saat awal reformasi.
Menurutnya, pada awal reformasi Golkar diterpa konflik sampai sampaai diminta untuk dibubarkan.
"Jauh lebih berat Golkar pada tahun 98/99 sampai 2003. Saat itu Golkar dapat tekanan publik yang berat dianggap endemik orde baru," kata Dedi dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (25/11/2017).
Pria yang juga menjabat sebagai Bupati Purwakarta itu menyebut, pada saat konflik Golkar terjadi di tahun 1998/1999 bahkan sampai pembakaran kantor dan atribut partai. Namun, Golkar mampu melewati cobaan tersebut dengan mengembalikan kepercayaan publik di tahun 2004.
"Golkar di tahun 2004 buat konvensi dan bisa menjadi partai nomor satu di Pemilu," tuturnya.
Baca: Jusuf Kalla Akan Tutup Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Lombok
Hari ini, kata Dedi kembali terjadi sentimen negatif terhadap Golkar karena kasus hukum yang menjerat Ketua Umum. Menurutnya, para pengurus DPP Golkar harus merespon sentimen negatif tersebut agar tidak berdampak luas pada suara Golkar di Pemilu 2019 mendatang.
"Publik masih memberi harapan memilih Golkar kembali. DPP harus merespon keinginan publik, ini bukan aspirasi pengurus DPD tetapi aspirasi dari akar rumput," katanya.