Nahdlatul Ulama Mengenang 20 Tahun Munas di Nusa Tenggara Barat
Setelah 20 tahun lamanya, Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar kembali digelar di tempat yang sama.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jalanan di Nusa Tenggara Barat (NTB) dihiasi bendera hijau berlambang Nahdlatul Ulama.
Setelah 20 tahun lamanya, Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar kembali digelar di tempat yang sama.
Ribuan Nahdliyin memadati Islamic Center di Kota Mataram. Kamis (23/11/2017) kemarin, acara dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Kemeriahan begitu terasa. Dihadiri sekitar 1.500 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Ribuan warga tanpa undangan juga ikut memadati di sekitar area Islamic Center.
Baca: Air Mata Deisti Tak Lagi Terbendung Kala Menjenguk Setya Novanto di Tahanan
Lombok dipilih karena dianggap memiliki nilai historis. Pada 1997, NU menggelar Munas dan Konbes di Pulau Seribu Masjid ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj mengenang, saat NU menggelar Munas dan Konbes 20 tahun lalu.
Saat itu, Ketua Umum PBNU dijabat oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Namun situasi politik berbeda dengan 2017. NU di bawah orde baru, menjadi penyeimbang kebijakan Pemerintah.
Menurut Said, 20 tahun lalu, tak banyak pejabat yang berani datang ke Munas dan Konbes NU.
"Tidak satu pun pejabat pemerintah yang hadir, apalagi Menteri Dalam Negeri, tidak akan berani hadir," ujar Said di Islamic Center, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (23/11/2017).
Baca: Kasus Korupsi Tender Proyek Terjadi Lagi di Perfektur Chiba Jepang
Seperti ditulis oleh Rijal Mumaziq dalam buku Strategi Kontra Intelijen Para Kiai.
Di zaman orde baru, Gus Dur, dikuntit intel pemerintah. Karena kerap mengkritisi kebijakan pemerintah.