Korupsi KTP Elektronik
Hari Ini Golkar Gelar Rapat Pleno Tentukan Nasib Setya Novanto
Rapat Pleno akan membahas nasib Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang saat ini sudah ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca: Lima Perwira TNI yang Terlibat Pembebasan Warga Sipil Tolak Kenaikan Pangkat
Termasuk, siapa calon yang mungkin mengganti posisi Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar.
"Insya Allah, banyak orang menghendaki begitu untuk kepentingan partai dan juga merespon aspirasi publik," kata Andi.
Sementara itu politikus Golkar yang dipecat Novanto, Yorrys Raweyai menjelaskan, soal siapa yang berhak menjabat pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Golkar menggantikan Novanto.
"Besok ada pleno kan, pertama di pleno itu menonaktifkan ketum kemudian setelah itu tahapan berikut, membicarakan tentang siapa akan menjabat sebagai Plt untuk mengantar kepada Munas," katanya.
Menurutnya, jika sesuai dengan AD/ART Partai Golkar maka yang mungkin menggantikan Novanto adalah Nurdin Halid yang menjabat sebagai Ketua Harian DPP Partai Golkar.
"Kalau kita bicara sesuai AD ART dan tata kerja ya ketua harian. Itu kan jelas kalau ketua umum berhalangan maka ketua harian akan menggantikan, itu mekanisme formal jadi itu tidak usah dibicarakan lagi kan," katanya.
Yorrys menilai, Sekjen Golkar Idrus Marham tak bisa menjadi Plt lantaran tidak sesuai dengan aturan Golkar.
"Idrus ngga mungkin, dia sekjen kan mana bisa sekjen jadi plt, mana bisa. Jangan merusak tatanan yang sudah ada. Itu ketua harian yang harus menggantikan baca aturan aja," tambahnya.
Baca: Jokowi akan Menari Mandailing di Acara Ngunduh Mantu
Nama Menteri Perindustrian Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama politisi Golkar lain juga masuk bursa sebagai calon pengganti Setya Novanto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Saat ditemui di Istana usai bertemu dengan Presiden Jokowi, Airlangga tidak banyak berkomentar.
Airlangga mengatakan, dirinya hanya bergantung kepada dua hal. Pertama yakni kepada aspirasi sejumlah DPD Golkar.
"Pertama, saya bergantung kepada aspirasi yang berkembang di daerah," ujar Airlangga.
Kedua, kata Airlangga, dirinya tergantung kepada apa yang menjadi sikap Presiden Jokowi.