Selasa, 7 Oktober 2025

Sekelumit Cerita Perbicangan Jokowi di Meja Makan Usai Tinjau Pengungsi Sinabung

"Kata Pak Presiden, tugas mereka (Paspampres) kan mengamankan saya. Bukan melarang saya untuk pergi kemana,"

Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM
Presiden Jokowi saat berkunjung ke lokasi Gunung Sinabung 

Baca: Oesman Sapta Tiba-tiba Sambangi KPU Jelang Penutupan Waktu Pendaftaran

Ketika makan bersama, Pratikno pun menyampaikan curhat Paspampres tersebut kepada Presiden Jokowi.

"Beliau menjawab, 'saya kan kesitu mau menjenguk masyarakat. Masyarakatnya ada di daerah merah, ya saya kesana'," kata Pratikno mengulang jawaban Jokowi.

Mantan Rektor UGM itu mengatakan, "itu kan berbahaya bagi Presiden."

"Justru kedatangan saya ke daerah merah untuk mengajak masyarakat keluar dari daerah berbahaya tersebut," kata Jokowi saat itu seperti ditirukan Pratikno.

Baca: Kejagung Tetapkan 4 Tersangka Dalam Korupsi Pengadaan Tangki Pendam Fiktif di Jambi

Kata Pratikno, "Tapi itu tetap berbahaya dan sangat berisiko tinggi Presiden dan bisa berakibat pada kecelakaan."

Pratikno pun berhenti sejenak, seolah tidak ingin melanjutkan kisah diskusinya dengan Presiden Jokowi, saat itu.

"Saya ceritakan, ndak ya," ucap Pratikno sembari menimbang-nimbang untuk melanjutkan kisah itu atau menyukupkan sampai disini saja.

Namun, berkat rayuan Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosiana Silalahi dan undangan yang hadir, kisah itu pun berlanjut.

"Beliau katakan begini, ya mati rapopo toh," demikian ucapan Jokowi menanggapi ancamam bahaya yang saat itu bisa terjadi padanya.

Baca: Lulung: Seluruh Anggota Dewan Tak Setuju Kontribusi Tambahan 15 Persen

Pratikno balik berkata, "Loh, gimana pak, saya bilang meninggal ndak apa-apa."

"Kalau yang meninggal rakyat, itupun sudah sangat berisiko pak. Apalagi Bapak seorang Presiden, punya implikasi konstitusi," jelas Pratikno saat itu kepada Presiden Jokowi.

Akan tetapi penjelasan dan pandangan Pratikno sulit diterima Presiden Jokowi karena keteguhan hatinya ingin hadir dan bersama rakyat yang sedang menderita di sekitar Gunug Sinabung.

"Beliau tetap ngotot bahwa saya kesana karena saya ingin menjenguk mereka, berkomunikasi dengan mereka dan mengajak mereka kembali," kisah Pratikno.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved