Minggu, 5 Oktober 2025

Tragedi Kemanusiaan Rohingya

Benarkah 8 September Nanti Candi Borobudur Akan Dikepung Massa Aksi Bela Rohingya?

Mereka sepakat bahwa sikap umat Budha di Indonesia berbeda dengan di Myanmar mengenai persoalan Rohingnya.

Editor: Hasanudin Aco
Tribunjogja.com/Agung Ismiyanto
Sejumlah wisatawan asing nampak berjalan di pelataran Candi Borobudur. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berupaya untuk mengembangkan kawasan Candi Borobudur menjadi destinasi wisata Budaya, Agama, IPTEK. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, meminta semua pihak tidak menyamakan sikap umat Budha di Indonesia dengan yang ada di Myanmar.

Terutama di Provinsi Jawa Tengah.

Ia mengatakan, beberapa hari lalu dirinya sudah berkomunikasi dengan umat Budha di Jateng.

Mereka sepakat bahwa sikap umat Budha di Indonesia berbeda dengan di Myanmar mengenai persoalan Rohingnya.

"Mereka juga tidak sepakat dengan tindakan kekerasan kemanusiaan sampai menjurus pada genosida," kata Ganjar saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (5/9/2017) dilansir Tribun Jateng.

Maka ia mengimbau pada semua pihak agar tak perlu menggelar aksi yang mengatasnamakan gerakan peduli Rohingnya, di sekitaran kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 8 September 2017 mendatang.

Baca: Kapolri: Isu Rohingya Digoreng untuk Menyerang Pemerintahan Jokowi

Mengingat Candi Borobudur merupakan sebuah tempat ibadah.

"Borobudur kok mau dikepung mau apa coba. Wong umat Budhanya kita yang di Jateng mau berkomunikasi kok," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah sudah lebih progresif melakukan berbagai aksi nyata terkait krisis kemanusiaan di Myanmar.

Ganjar menegaskan, pemerintah pusat sudah lebih cepat bergerak dengan mengirimkan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi untuk bertemu State Consellor Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Pemerintah Indonesia juga sudah melakukan aksi nyata lainnya berupa pengiriman bantuan logistik, bantuan kesehatan, hingga mau membangun rumah sakit, dan lainnya.

"Itu merupakan aksi yang nyata, apa ada negara yang berbuat lebih seperti itu dibanding Indonesia. Apa lagi yang mau diinginkan (dari aksi di Borobudur). Saya kira Indonesia sangat progresif," katanya.

Ganjar tak mempersoalkan adanya aksi pengerahan massa untuk melakukan demonstrasi di tempat-tempat lain, akan tetapi ia berharap jangan sampai ada isu baru yang berbau SARA di Jateng.

"Bahwa kita mengutuk iya, bahwa kita ingin melakukan bantuan proaktif iya, bahkan diplomasi antarnegara iya, bahkan tidak ada yang tidak kita lakukan. Kita mengutuk bareng-bareng tapi jangan sampai ke daerah menjadi isu SARA," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved