Senin, 29 September 2025

Cuma Minus Pemasaran yang Tak Luas, UKM Manfaatkan Jaringan Diaspora

Bila dibandingkan dengan produk-produk merek ternama, produk-produk UKM juga tak kalah berkualitas.

Editor: Content Writer
dok. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
General Session Congress of Indonesian Diaspora (CID) 4th Global Summits, di Jakarta, Selasa (22/8/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bila dibandingkan dengan produk-produk merek ternama, produk-produk UKM juga tak kalah berkualitas. Bahkan menurut Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram, sudah saatnya produk-produk UKM berkualitas memperluas pemasarannya hingga ke mancanegara.

"Setelah kualitas produk ditingkatkan, maka pangsa pasar pun harus diperluas. Bahkan, harus bisa menembus pasar global. Untuk itu, para pelaku UKM bisa kerja bersama Diaspora Indonesia, yang tentu sudah memiliki jaringan luas dan tahu kebutuhan negara tujuan ekspor,” kata Agus, dalam General Session Congress of Indonesian Diaspora (CID) 4th Global Summits, di Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Selain Agus, turut sebagai pembicara, Dr Rudi Salahuddin, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM Kemenko Perekonomian; Asisten Deputi Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi Perdagangan Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian Sukmaningrum; Aktivis Pemberdaya UKM Budi Satria Isman; Pendiri Javara Indigenous Helianti Hilma; dan Ketua Task Force Agregator Konsolidator dan Pemberdayaan UKM-IKM Ekspor Ira Damayanti.

"Kita tentu mendorong pelaku UKM untuk go global, antara lain dengan adanya LLP KUKM dan Gedung Smesco, yang merupakan etalase atau potret produk UKM Indonesia berkualitas tinggi. Di gedung Smesco, ada sekitar 58 ribu item produk dari 2.000 UKM  yang antara lain merupakan produk-produk UKM berkualitas dari 34 provinsi,” ungkap Agus.

"Keduanya bisa bersinergi, karena Diaspora Indonesia dan LLP KUKM mempunya misi yang sama yaitu meningkatkan dan memperluas pemasaran produk UKM," tambah Agus.

Agus mengakui, forum ini sangat bagus sebab bisa mengumpulkan semua diaspora  Indonesia yang terdiri dari berbagai masyarakat yang tinggal di luar negeri, ada yang masih menjadi Warga Negara Indonesia dan ada yang sudah menjadi warga negara lain.

"Tetapi saya mengapresiasi karena para Diaspora ini masih tetap mencintai Indonesia. Dan ini suatu yang tidak ternilai harganya," katanya.

Agus menambahkan, berbagai langkah dilakukan Kemenkop dan UKM demi mendorong UKM go global.

Usaha itu antara lain memberikan standarisasi,  sertifikasi, sertifikat halal, pelatihan lewat  PLUT, dan pemasaran produk melalui LLP KUKM.

Menurut Rudi Salahudin, UKM  adalah tulang punggung bagi perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kontribusi terhadap PDB yang mencapai 61-41%, namun kontribusi terhadap ekspor masih rendah, hanya mencapai 15,7% dan masih lebih rendah apabila kita bandingkan dengan negara-negara lain, seperti Vietnam, Thailand.

“Rendahnya ekspor UKM kita dikarenakan minimnya pengetahuan ekspor, terbatasnya akses pasar dan permodalan. Minimnya pengetahuan UKM sehingga bergantung dengan jasa perantar. UKM belum mempunyai kemampuan ekspor secara mandiri. Sehingga mereka harus melalui perantara," katanya

Selain itu, tantangan lain adalah adanya standarisasi, packaging dan sebagainya yang harus diperhatikan. Kondisi ini yang harus  diubah.

"Menjawab permasalahan tersebut, Pemerintah menyusun rencana pendirian agregator dan fasilitator UKM dan IMK tujuan ekspor.

Tantangan UKM

Ira Damayanti, salah seorang aktifis Diaspora Indonesia yang bermukim di New York AS mengatakan, ia  bersama teman-teman lainnya tengah berupaya mendorong agar produk UKM Indonesia harus kuat, berkualitas, dan bisa Go Global.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan