Minggu, 5 Oktober 2025

Abdul Kadir Siap Bawa Daun Kesum dari Pontianak Berapa pun yang Diminta Istana

Selama di Jakarta, tidak ada satupun pendamping dari daerah untuk mengurus berbagai macam kebutuhannya dan satu peserta lainnya dari Pontianak.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
youtube
Juru masak 

Bawa Daun Kesum ke Istana
Pemenang Lomba Masak Ikan Nusantara 2017, Abdul Kadir mengaku akan membawa beberapa ikat daun kesum asal Pontianak ke Istana Negara.

Daun yang memiliki cita rasa asam, pedas dan mint yang kuat itu, merupakan salah satu bahan makanan yang wajib ada dalam masakannya.

Daun yang mirip dengan daun Kemangi itu, diharapkan dapat menjadi suatu bahan makanan utama. Melihat potensi Daun Kesum yang banyak di rawa-rawa Kalimantan Barat dan dirasa tidak akan tumbuh di daerah lain.

"Setahu saya daun itu tidak bisa tumbuh di Jakarta. Teman-teman chef yang ada di Jakarta, bilang sepertinya hanya bisa di Pontianak saja. Jadi, besok saya bawa banyak ke Istana, minta dikirim dari sana, he-he-he," kata dia.

Abdul mengaku, hanya daun kesum yang akan dibawa langsung dari Pontianak ke Istana Negara untuk dihidangkan ke seluruh tamu yang hadir saat upacara bendera 17 Agustus mendatang.

Sisanya seperti ikan Patin, kapulaga dan bahan lainnya, dia yakin, Istana memiliki apa saja yang dibutuhkan.

Saat ditanya berapa ikat daun yang akan dibawa, dia belum tahu akan berapa banyak porsi Ikan Botok saus Merah Putih yang akan dihidangkan, karena masih akan menunggu konfirmasi dari Istana.

"Belum tahu, Senin depan baru briefing dengan pihak Istana, berapa banyaknya. Bagi saya, berapapun yang diminta, saya siap insya Allah," ucapnya semangat.

Ayo Makan Ikan
Lomba Masak Ikan Nusantara yang dipelopori oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Kesahatan, Bekraf dan sejumlah sponsor serta pemerintah daerah, menjadi ajang untuk mempopulerkan masakan yang berbahan baku ikan di masyarakat.

Direktur Pengolahan dan Bina Mutu Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ines Rahmaniya menjelaskan pada tahun 2016 lalu, konsumsi ikan di Indonesia hanya di angka 43 kilogram perkapita, yang artinya masih minim sekali jika dibandingkan dengan ketersediaan ikan di Indonesia.

"Ini masih kecil. 43 kilogram per orang, per tahun. Bandingkan dengan negara tetangga yang bisa mencapai 62 kilogram sampai 80 kilogram per orang setiap tahunnya," jelas dia di lokasi lomba.

Meski angka itu bertambah lima persen dari tahun lalu, gerakan 'Ayo Makan Ikan' akan terus digaungkan di masyarakat Indonesia. Terutama Indonesia bagian barat yang dinilai masih sedikit mengonsumsi ikan dibanding dengan Indonesia bagian timur.

Berbagai solusi akan terus dijalankan oleh KKP, termasuk peningkatan distribusi dari timur ke barat Indonesia dan menekan harga pengiriman, sehingga masyarakat dapat menyantap ikan sehari-hari dengan harga yang terjangkau.

Senada dengan Ines, Koki Profesional, Vinder Tengker menjelaskan potensi konsumsi ikan di Indonesia akan meningkat sangat tajam, apabila seluruh pihak dapat memberikan sosialisasi yang benar untuk mengolah ikan dari laut ke piring di meja makan.

Pentingnya sinergi antara pemerintah, media, pengusaha kuliner dan asosiasi Chef yang ada, harus dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas berbagai olahan kuliner dengan bahan dasar Ikan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved