Ketika Agus Yudhoyono Minta Restu Jokowi, Gibran pun Ikut 'Bergabung'
Putra sulung Presiden keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, menyambangi Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (10/8/2017).
"Hari ini saya cuma nemenin makan siang saja. Kan kalian lihat saja pakaian saya seperti ini. Tadi spontan saja ada tamu spesial Mas Agus, kan dari dulu saya ingin ketemu, saja ijin bapak, 'pak boleh gabung engga?' 'boleh'. Saya langsung lari ke istana," kata Gibran.
Gibran nampak mengenakan pakaian casual, yaitu kemeja hoodie garis-garis berwarna cerah, celana jeans biru tua dan sepatu kets putih.
Sementara, Agus Yudhoyono mengenakan kemeja batik berwarna gelap, celana bahan hitam dan sepatu pantofel hitam. Rambutnya pun nampak tersisir rapi. Perbedaan yang mencolok tersebut rupanya disadari oleh Gibran.
Ketiganya kemudian terlihat berbincang santai. Salah satunya, mengenai bagaimana peran generasi muda untuk memajukan Negara Indonesia.
"Tadi Presiden Jokowi menyampaikan kepada saya bahwa perkembangan dunia begitu cepat dan anak anak muda diharapkan bisa menjadi bagian dari upaya memajukan bangsa, merespon perubahan, cepat beradaptasi, dan mudah-mudahan bisa membawa kemajuan," Agus menjelaskan.
Gibran juga mengatakan bahwa dirinya menginginkan tokoh-tokoh muda, seperti Agus Yudhoyono agar tampil mewakili anak muda untuk mengisi Indonesia.
"Pada intinya tokoh-tokoh muda seperti Mas Agus ini harus tampil. Indonesia harus diisi oleh orang-orang, tokoh-tokoh muda," kata Gibran.
Seusai menggelar jumpa pers, Gibran dan Agus diminta untuk berfoto bersama. Karena terlalu kaku, awak media meminta keduanya untuk bersalaman dan salam komando. Keduanya pun mengikuti keinginan awak media, dan keduanya membuat salam komando. Ditengah sesi foto, Gibran berkelakar, "Ini nanti jadi meme ini."
Memuji Jokowi
Agus juga mengomentari mengenai opini yang berkembang bahwa Pemerintah saat ini tidak demokratis alias otoriter, menyinggung juga soal diktator.
Agus menyatakan bahwa pemerintahan yang dipimpin Jokowi adalah pemerintahan yang demokratis. "Oh iya dong," ujar Agus.
Agus mengatakan cara-cara demokratis ditunjukkan oleh Jokowi, salah satunya dengan membuka atau memberi kesempatan dirinya bisa bertemu langsung dan berdiskusi.
"Ya tentunya beliau ingin menunjukkan bahwa, dan beliau sampaikan pemimpin juga harus siapkan kader-kader berikutnya dalam arti generasi berikutnya dan itu harus dibuka ruang interaksi, pemikiran gagasan," ucap Agus.
Presiden Jokowi pertama kali menyinggung soal diktator saat mengunjungi pondok pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur pada Selasa (8/9/2017) dan saat menghadiri simposium internasional Mahkamah Konstitusi di Surakarta pada Rabu (9/8) lalu. (tribun/nic)