Selasa, 7 Oktober 2025

Hak Angket KPK

Safe House KPK di Kelapa Gading Tiga Bulan Jadi Rumah Pengolah Roti

Sebuah rumah yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, kini tengah menjadi sorotan publik.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com / Rizal Bomantama
Kondisi rumah bercat hijau di Jalan Kuda Lumping U15, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (9/8/2017) yang diduga digunakan KPK sebagai safe house seperti yang diungkapkan oleh Pansus KPK di DPR RI. 

"Setahu saya ya memang jual roti saja. Setengah enam pagi, biasanya mereka sudah keluar rumah naik motor tiga buat jualan. enggak ngerti jualannya dimana," ucapnya.

Pernah Ditempati Politisi Golkar
Rumah yang diduga menjadi "Safe House" KPK itu, kata Soni, jarang sekali ditempati.

Beberapa penghuni yang mengontrak rumah yang hanya berjarak lima menit dari kediaman Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan itu, tidak lama menempati rumah tersebut.

Alasannya, menurut Soni bermacam-macam, namun keluhan yang pasti adalah lokasi itu sering sekali banjir apabila hujan di Jakarta cukup deras.

Hal itu juga yang menyebabkan banyak rumah di sekitarnya dijual dan dibiarkan terbengkalai.

Seperti halnya rumah yang berada di sebelah kanan lokasi yang diduga "safe house" misalnya.

Rumah bercat putih itu, hampir ambruk karena tidak lagi diurus oleh pemilik sebelumnya. Atapnya sebagian sudah terlihat roboh dan halamannya sudah dipenuhi oleh sampah.

"Setiap hujan sih pasti banjir di sini. Sudah biasa, apalagi rumahnya kan tidak tinggi. Masih rata sama jalanan depan," ungkapnya.

Akses menuju rumah yang disebut menjadi tempat penyekapan oleh KPK itu juga terbatas. Saat jam kerja, atau dari pukul 10.00-17.00 WIB, akses menuju rumah diportal oleh petugas.

Hanya jam berangkat dan pulang kerja saja, portal dari Jalan Akordion Raya menuju Jalan Kuda Lumping dibuka.

Sebelum ditempati oleh pengusaha industri roti, Soni mengatakan rumah itu pernah dikontrakan pada empat sampai lima tahun lalu, kepada seorang politisi Golkar asal Palembang. Kerabat dari Gubernur Sulawesi Selatan, Alex Nurdin.

"Saya lupa nama bapaknya. Tapi dia itu orang Partai Golkar di Palembang. Waktu pemilihan Gubernur Jakarta, dia di sini, terus sudah tidak ada lagi pas sudah selesai pemilihan. Setelah itu kosong lagi rumahnya, baru tukang roti itu masuk," terang dia.

Selama politisi Golkar itu menempati rumah, tidak banyak aktivitas dari dalam rumah. Bahkan, sempat selama dua minggu rumah dibiarkan kosong, karena penghuni sibuk mengurusi pemilihan gubernur kala itu.

Saat ditanya apakah beberapa bulan ke belakang, terdapat penjagaan dari pihak kepolisian karena tempat tersebut diduga telah diduga menjadi 'rumah sekap' KPK, dia menyebut selama ini tidak ada hal yang seperti itu.

"Tidak ada. Tidak ada yang seperti itu. Itu rumah kosong tahunan dan baru masuk tukang roti itu saja sudah," jelasnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved