Selasa, 30 September 2025

Serka Darwis Setiap Hari Berjuang Bertaruh Nyawa Agar Anak-anak Desa Bisa Sekolah

Prajurit TNI Korem 143/HO Kendari itu berjuang bertaruh nyawa demi anak-anak desa bisa sekolah.

Editor: Hasanudin Aco
DOK. PENERANGAN KOREM 143/HO KENDARI
Serka Darwis, anggota Babinsa TNI di Kolaka Utara, Sultra seberangkan anak-anak dengan memakai tali gantung menuju sekolah mereka. Foto dokumen Penerangan Korem 143/ Ho Kendari 

TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Percayalah, masih ada orang baik di negeri kita tercinta ini. Sersan Kepala (Serka) Darwis contohnya.

Prajurit TNI Korem 143/HO Kendari itu berjuang bertaruh nyawa demi anak-anak desa bisa sekolah.

Berbekal tapi katrol, selembar papan dan bambu, Darwis membantu sejumlah anak-anak sekolah menyeberangi derasnya arus sungai Ranteangin di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.

Setiap hari. Aktivitas itu sudah ia lakoni sejak 2012 silam.

“Satu kali seberangkan anak-anak untuk sekolah bisa tiga orang, bahkan anak kecil saya gendong dengan pakai sarung. Supaya aman, tali dililitkan di badan anak-anak kalau mau nyeberang,” tutur Darwis dihubungi via teleponnya, Sabtu (5/8/2017).

Baca: Viral, Aksi Mulia Anggota TNI Bantu Siswa Seberangi Sungai

Kondisi itu terjadi karena tidak ada jalan alternatif lain yang bisa digunakan warga Desa Maroko, Kecamatan Wawo untuk menuju Desa Tinakari, Kecamatan Ranteangin, Kolaka Utara.

Di desa itu belum terdapat fasilitas pendidikan ataupun pasar, sehingga warga Desa Marako harus menyeberangi sungai agar bisa sampai tujuan.

Kondisi tersebut sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun, namun hingga kini Pemerintah Daerah Kolaka Utara tidak kunjung membangun jembatan penghubung dua wilayah itu.

"Kalau cuaca bagus bisa dibantu sama kakak-kakaknya, kalau cuaca buruk saya harus ada di situ karena berbahaya," ujarnya.

Dia bercerita, sebelum ada alat tali gantung, anak-anak harus menyeberangi sungai dengan rakit darurat yang terbuat dari batang pohon pisang.

Akhirnya warga pun berswadaya membeli peralatan tali, bambu, dan papan untuk membuat jembatan tali tersebut. Ketinggian gantungan tali yang menjadi jalur penyeberangan warga, dari permukaan air sekira 7 meter.

Pada musim kemarau, kedalaman air sungai sekitar 2 meter, sedangkan saat musim hujan, ketinggian air mencapai 6 meter.

"Dari Desa Maroko siswa SD dan SMP satu atap harus ditempuh 3 kilometer dan untuk siswa SMA atau Aliyah 6 kilometer jaraknya dari rumah mereka," kata Darwis.

Anggota TNI yang akan pensiun 6 tahun lagi itu menyebut, niatnya untuk membantu didasari oleh harapan agar anak-anak di Desa tersebut bisa tetap mengenyam pendidikan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan