Kamis, 2 Oktober 2025

Penyidik KPK Diteror

Hasan dan Muklis Bertugas Mencari Kendaraan Bermasalah, Bukan Penyerang Novel

Hasan dan Muklis ternyata anggota 'mata elang' alias orang yang tugasnya mencari motor bermasalah alias pembayaran kreditnya macet.

capture youtube
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan kondisi penyidik seniornya, Novel Baswedan, semakin membaik. Dokter memeriksa kondisi mata untuk memastikan apakah Novel membutuhkan operasi lanjutan atau tidak. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Dua orang yang aktivitasnya terekam kamera CCTV di lingkungan tempat tinggal Novel Baswedan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

Mereka ternyata anggota 'mata elang' alias orang yang tugasnya mencari motor bermasalah alias pembayaran kreditnya macet.

Dua orang bernama Hasan (28) dan Muklis (28) tersebut bekerja di perusahaan leasing (pembiayaan kredit kendaraan bermotor).

Mereka semula diduga terkait dengan kasus penyerangan menggunakan air keras terhadap Novel Baswedan, pada Selasa (11/4/2017) pagi lalu.

Novel disiram air keras di bagian wajahnya oleh dua orang yang berboncengan sepeda motor matik, seusai menjalankan ibadah salat subuh berjamaah di Masjid Al Ihsan di dekat tempat tinggalnya, kawasan Jl Deposito, Kelapa Gading, Jakarta.

Berdasarkan hasil pemeriksaan intensif terhadap keduanya, penyidik menyebut mereka tak terkait kasus penyerangan terhadap Novel.

"Mereka sejak Jumat malam sudah menjalani pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan, bisa diyakini keduanya bukan pelaku penyiraman," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Sabtu (22/4/2017).

Argo mengungkapkan dua pria tersebut yakni Hasan (28), warga Kalibata, Jakarta Selatan, dan Muklis (28), warga Salemba, Jakarta Pusat.

"Hasan dan Muklis ini profesinya mata elang. Mereka bertugas mencari kendaraan yang tidak lancar bayar cicilan. Mereka juga tidak menutupi identitasnya," terang Argo.

Argo menambahkan Hasan dan Muklis punya alibi kuat yaitu pada saat terjadi penyerangan terhadap Novel Baswedan, mereka tidak ada di lokasi kejadian. Pada 11 April Hasan berada di Malang, Jawa Timur.

Hasan mengaku berada di Malang, Jawa Timur sejak 6 April-13 April 2017, didukung dengan adanya tiket pesawat atas nama Hasan. Sedangkan Muklis ada di Tambun, Bekasi, Jawa Barat, di rumah saudaranya.

"Meski Hasan bisa menunjukkan tiket pesawatnya, tapi penyidik akan tetap mengecek ke Malang, betul tidak Hasan di sana. Lalu kami cek juga ke Tambun, rumah saudara Muklis. Apa benar Muklis berada di Tambun," tambah Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono.

Baca: Jet Pribadi Rp 250 M Jadi Misteri, Semula Disebut Milik Setnov, Robert Kardinal Bilang Sewaan

Mulai Membaik
Selain mengecek ke Malang dan Tambun, penyidik juga mengkronfontir mereka dengan dua saksi yakni Yono dan Didik.

Yono, tetangga Novel yang mendokumentasikan keduanya, sedang Didik, penjual galon yang sempat berbincang dengan Hasan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved