Kamis, 2 Oktober 2025

Mulai dari Dokter, Troli hingga WC Khusus Disiapkan untuk Petani Kendeng yang Kakinya Disemen

Para pendukung aksi menyiapkan segala sesuatunya untuk menjamin kesehatan dari sebelas orang petani yang menyemen kakinya sejak kemarin, Senin (13/3).

Tribunnews.com/Nurmulia Rekso
WC khusus yang digunakan para petani Kendeng yang menyemen kaki mereka 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi menyemen kaki oleh para petani asal wilayah Gunung Kendeng, Jawa Tengah, tidak dilakukan sembarangan.

Para pendukung aksi menyiapkan segala sesuatunya untuk menjamin kesehatan dari sebelas orang petani yang menyemen kakinya sejak kemarin, Senin (13/3).

Karena kaki mereka terbelenggu kotak kayu yang diisi semen, pergerakan mereka pun terbatas. Pendukung aksi menyediakan troli yang biasa digunakan memindahkan barang berat, untuk memindahkan para peserta aksi yang kakinya terbelenggu itu.

Troli tersebut pada aksi yang digelar hari ini, Selasa (14/3/2017) di seberang Istana Merdeka, antara lain digunakan untuk membawa peserta aksi dari tempat parkir mobil, ke lokasi aksi yang terletak di pinggir Jalan Merdeka Selatan.

Selain troli, para peserta juga disediakan WC khusus. WC tersebut adalah rangka berbentuk persegi panjang setinggi sekitar 2 meter, dari pipa paralon, yang dibalut oleh terpal berwarna biru.

Benda itu digunakan untuk menutupi, ketika peserta aksi hendak buang air kecil. Sementara untuk menampung urin mereka, digunakan pispot khusus.

Pada aksi hari ini WC khusus itu antara lain digunakan oleh Sudarto, petani asal Pati, Jawa Tengah, yang juga terancam lahannya terganggu oleh pendirian pabrik semen.

Di tengah aksi ketika ia hendak buang air kecil, ia hanya perlu meminta para pendukung aksi untuk membawakan WC khusus tersebut, tanpa harus pindah dari tempat duduknya.

Untuk menjamin kesehatan para peserta aksi yang menyemen kakinya, juga disediakan sejumlah dokter dari Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, yang dilengkapi dengan mobil ambulan.

Selain itu para peserta aksi juga dikawal sejumlah relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI).

Wicaksono Narendro Utomo, dokter dari Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, mengaku sudah ikut menemani para peserta aksi sejak kemarin.

Kata dia para peserta aksi yang menyemen kakinya itu harus dipantau, karena aksi tersebut berpotensi merusak para kaki peserta aksi.

"Karena aliran darah terhambat, bisa busuk, bisa diamputasi," ujarnya.

Namun sejauh ini menurutnya ke sebelas petani asal wilayah Gunugn Kendeng itu kondisi kesehatannya masih baik-baik saja, dan masih bisa untuk melanjutkan aksi mereka memprotes pendirian pabrik semen.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved