Sabtu, 4 Oktober 2025

Politikus PKS Sebut Mengelola Lapas Ngeri-ngeri Sedap

Nasir mengatakan adanya dilema antara peraturan dan perasaan saat mengelola Lapas.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Jabar/Teuku Muh Guci
Suasana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I A Sukamiskin, Jalan AH Nasution, Kota Bandung, Rabu (8/2/2017). TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil mengutip pernyataan yang sering diucapkan Politikus Demokrat almarhum Sutan Bhatoegana.

Hal itu dikatakan Nasir saat ditanya mengenai pengelolaan lembaga permasyarakatan (Lapas).

"Seperti apa yang dikatakan Sutan, 'ngeri-ngeri sedap'. Ngerinya kalau ketahuan, dan sedapnya kalau enggak ketahuan," kata Nasir di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/2/2017).

Nasir mengatakan adanya dilema antara peraturan dan perasaan saat mengelola Lapas. Menurutnya, kedua hal itu sering berkecamuk saat petugas Lapas berkomunikasi dengan narapidana.

"Peraturan dan perasaan, kalau terlalu ketat enggak enak juga kalau pakai perasaan nanti kebablasan. Semua ini karena komunikasi yang sudah terjalin dengan baik, kira-kira begitulah kita bilang," kata Politikus PKS itu.

Nasir mengungkapkan hubungan yang terjalin dengan baik itu mengakibatkan saling memanfaatkan. Ia pun mengistilahkan dengan sebutan P4 yakni pergi pagi pulang petang atau SMS yang berarti sehari malam saja.

Nasir mengatakan hal itu terjadi karena sulitnya membedakan antara peraturan dan perasaan.

Baca: Djarot Sebut Para Saksi akan Awasi Jalannya Pilkada DKI di TPS

"Ketika kita mendengar cerita ada napi yang pelesiran itu menurut saya bukan berita tetapi hal yang terbiasa, makanya ada orang bilang setelah ada perubahan istilah penjara menjadi lapas memang situasi di dalam sudah berubah," ungkap Nasir.

Bila mengggunakan UU lama maka Lapas seperti penjara yang tidak memiliki belas kasih sehingga ada ungkapan masuk gemuk keluar tinggal tulang.

"Nah itu penjara dan penjara memang seperti itu tetapi saat ini lapas masuk gemuk keluar gemuk sekali," kata Nasir.

Nasir melihat kehidupan di Lapas mirip dengan kehidupan sehari-hari. Apalagi bagi orang yang memiliki uang.

"Antara di dalam dan diluar sama aja, bedanya mereka mengalami hukuman dan ada tembok yang memisahkan," kata Nasir.

Nasir pun mengusulkan Lapas dibentuk badan otonom. Meskipun, hal itu bukanlah satu-satunya solusi.

"Tetapi ini bisa mengurangi masalah yang berada di lembaga pemasyarakatan," kata Nasir.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved