Penangkapan Terduga Teroris
Bom Penanak Nasi Bukanlah Barang Baru
Selain itu karakter masyarakat Indonesia lebih banyak memanfaatkan penanak nasi untuk memasak ketimbang panci presto
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Memanfaatkan "rice cooker" atau penanak nasi untuk dijadikan sebagai bom, bukanlah barang baru di dunia terorisme. Pengamat Terorisme Ridlwan Habib mengatkaan sebelumnya para pelaku teror banyak menggunakan alat sejenis, yakni Pressure Cooker atau panci presto.
Di Afganistan kelompok Al Qaeda banyak memanfaatkan panci presto untuk dijadikan alat peledak. Namun kasus yang akhirnya membuka mata dunia dan memperkenalkan alat tersebut kepada banyak orang, adalah saat bom panci presto meledak di acara Boston Marahon di Amerika Serikat (AS) pada 15 April 2013 lalu.
"Modelnya sama, tipologinya sama, ini hanya karena pemilihan kemasan saja, penanak nasi ini memang dinilai lebih praktis dan lebih mudah dicari," ujarnya saat dihubungi TRIBUNnews.com.
Selain itu karakter masyarakat Indonesia lebih banyak memanfaatkan penanak nasi untuk memasak ketimbang panci presto. Maka wajar kelompok yang ditangkap Polisi di Bekasi, Jawa Barat, keamrin, Sabtu (10/12/2016), memilih alat penanak nasi. Karena karakternya serupa dan bisa dimanfaatkan untuk tujuan yang sama.
Pada bom panci presto, pelaku akan mengisi panci dengan bahan peledak untuk memicu ledakan, serta bahan bahan seperti paku dan baut untuk membuat alat tersebut lebih melukai. Selain itu serpihan dari panci tersebut juga bisa melukai korban. Panci yang bisa menahan tekanan tinggi itu berguna untuk menahan ledakan untuk sesaat di dalam panci, sehingga ketika meledak efek ledakannya menjadi maksimal.
Di kasus Boston Marathon, kedua pelaku Dzhokhar Tsarnaev dan Tamerlan Tsarnaev mengisi panci presto dengan triacetone triperoxide (TATP) untuk bahan peledak alat yang sama yang digunakan untuk bom penanak nasi, dan menambah bola logam kecil dan sejumlah logam lainnya untuk menambah luka. Petunjuk untuk membuat bom jenis itu ada di majalah Inspire yang dikeluarkan oleh Al Qaeda.
Berdasarkan keterangan polisi, diketahui Bahrun Naim yang merupakan pimpinan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia, beberapa pekan lalu mengeluarkan tutorial untuk membuat bahan peledak, serupa dengan yang pernah dikeluarkan kelompok Al Qaeda.
"Jadi ini isinya barang lama, tapi kemasannya baru. Di situ isinya macam-macam, ada bom panci, ada cara membuat bom dari gula, ada dari urine, macam-macam lah," ujarnya.