Mutasi Tito-Syafrudin Berikan Terapi Kejut ke Jajaran
Krishna Murti diisukan terseret kasus dugaan penganiayaan perempuan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mutasi yang dikeluarkan oleh pasangan Kapolri dan Wakapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian dengan Komjen Syafruddin diapresiasi oleh Indonesia Police Watch (IPW).
Seperti diketahui dalam surat telegram Kapolri ST/2325/IX/2016 tertanggal 23 September 2016 yang ditandatangani oleh Wakapolri, Komjen Syafruddin, ada sejumlah Pati dan Pamen yang dimutasi.
Dua nama yang menjadi sorotan yakni Kombes Krishna Murti dan Brigjen Supriyanto.
Krishna Murti diisukan terseret kasus dugaan penganiayaan perempuan.
Sementara Supriyanto menyoal beredarnya foto kongkow tiga pejabat Polda Riau dengan pengusaha sawit diduga terkait SP3 kasus Karhutla.
Mabes Polri menegaskan Krishna dimutasi ke Mabes Polri, untuk membantu pelaksanaan sidang Interpol di Bali. Sementara Supriyanto mutasi biasa.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane menuturkan dalam mutasi tersebut, Tito-Syafruddin terlihat menginginkan keder Polri menjadi pimpinan yang bisa menjaga sikap dan mengendalikan anak buahnya sehingga tidak muncul kegaduhan dan kontroversi yang bisa merusak citra Polri.
"Dari mutasi ini terlihat yang paling menonjol adalah Tito-Syafruddin mulai menggulirkan revolusi mental dalam rangka melakukan perubahan di internal Polri. Sehingga figur-figur yang menimbulkan kontroversi digeser dan "disimpan" agar tidak menimbulkan polemik berkepanjangan," kata Neta, Sabtu (24/9/2016).
Neta menambahkan mutasi ini merupakan sebuah terapi kejut yang akan membawa dampak positif yang bisa membuat kader-kader Polri harus berfikir dua kali sebelum melakukan hal-hal negatif atau hal-hal yang bisa menimbulkan kontroversi.
"Sikap Tito-Syafruddin ini patut didukung. Tentu sikap ini juga harus didukung juga dengan pengawasan internal yang ketat," katanya.