Anggota DPR Sedih, Proses Belajar Mengajar Dikotori Nafsu Angkara Murka Orangtua
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih mengaku sedih dengan insiden pemukulan guru di Makassar.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih mengaku sedih dengan insiden pemukulan guru di Makassar.
Adnan Achmad (43) dan anaknya, siswa SMKN 2 Makassar memukul seorang guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Makassar, Dahrul (52).
"Sedih saya. Proses belajar mengajar dikotori dengan nafsu angkara murka orangtua," kata Fikri ketika dikonfirmasi, Jumat (12/8/2016).
Menurut Faqih, hal tersebut terkait persoalan kepercayaan. Ia mengingatkan orangtua yang sudah mempercayai sekolah untuk mendidik anaknya mengerti mengenai proses pendidikan.
Politikus PKS itu menilai UU 14/2005 tentang guru dan dosen perlu dilaksanakan seperti pembentukan dewan kehormatan. Ia mengatakan lembaga perlindungan guru perlu dibentuk.
"Pemangku kepentingan pendidikan dari guru/dosen, siswa, penyelenggara pendidikan hanya konsentrasi kepada kurikulum, operasional dan sarpras (sarana dan prasarana). Penegakan aturan, perlindungan dan lembaga penegak etika, luput dari perhatian," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Makassar, Dahrul (52), dianiaya oleh Adnan Achmad (43), seorang orangtua siswa, saat proses belajar berlangsung, Rabu (10/8/2016).
Akibat penganiayaan itu, Dahrul mengalami luka memar di wajah dan mulutnya. Dahrul lalu melaporkan peristiwa yang menimpa dirinya kepada Polsekta Tamalate.
Penganiayaan ini terjadi setelah anak Adnan ditegur oleh Dahrul karena tidak mengerjakan tugas dan tidak membawa perlengkapan menggambar dan buku. Dahrul lalu menyuruhnya keluar dari ruang kelas.
Muh Alif pun lalu menelepon ayahnya dan menceritakan perlakuan tidak menyenangkan yang dialaminya. Tidak lama kemudian, Adnan datang dan langsung memukul wajah korban.
"Orangtuanya datang ke sekolah gara-gara anaknya dipukul dan disuruh keluar kelas. Namun terjadi cekcok hingga guru tersebut dipukul di bagian wajah," kata Kepala Polsekta Tamalate, Komisaris Polisi (Kompol) Muhammad Azis Yunus.