Sabtu, 4 Oktober 2025

Rakyat Mudah Marah, Ketua MPR Sebut Perlunya GBHN

Karena itu diperlukan haluan negara semacam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Muhammad Zulfikar
Ketua MPR RI Zulkifili Hasan di gedung MPR RI Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menyadari jika saat ini mulai memudarnya toleransi dan  musyawarah mufakat sudah ditinggalkan serta tidak lagi menghargai satu sama lain.

Selain itu sikap emosional, mudah marah, bakar rumah ibadah, dan mudah konflik akibat masalah suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) sering terjadi.

Semua itu terjadi kesenjangan ekonomi.

Karena itu diperlukan haluan negara semacam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

“Intoleransi yang terjadi belakangan ini akibat kesenjangan ekonomi. Dimana dalam Pilkada seorang calon kepala daerah harus diback up para pemodal, pengusaha, atau bandar. Sehingga ketika sukses menjadi kepala daerah, tak lagi ngurusi kesejahteraan rakyat,” kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (9/8/2016).

Zulkifli yang juga merupakan Ketua Umum PAN itu menuturkan, sepuluh fraksi MPR RI sudah sepakat dengan haluan negara tersebut.

Sehingga kalau itu dilakukan, maka masa berlakunya untuk MPR RI periode ke depan, bukan sekarang.

"Sebab, kalau berlaku sekarang khawatir akan menimbulkan conflict of interest, konflik kepentingan," tuturnya.

Haluan negara, lanjut Zulkifli adalah penting, karena dengan otonomi daerah saat ini implementasinya justru melebihi negara federal.

Mengapa? Banyak kepala daerah yang tidak mematuhi dan tunduk kepada pemerintah pusat, karena merasa bukan bagian dari pusat, dan mereka mengklaim telah dipilih langsung oleh rakyat. Wilayahnya pun dianggap miliknya sendiri.

"Ini yang tidak boleh terjadi, maka diperlukan haluan negara," tegasnya.

Bahkan hanya modal sebagai tim sukses Pilkada, seorang sarjana agama bisa menjadi kepala dinas pertambangan di daerahnya, dan sebagainya.

"Kalau rencana pembangunan jangka panjang kita sepakat, tapi kalau haluan negara ini lebih pada ideologi bahwa pembangunan itu harus dijiwai nilai-nilai Pancasila. Baik ekonomi, sosial politik, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain-lain," katanya.

Lebih jauh Zulkifli mengatakan, jika dirinya sudah keliling ke seluruh Indonesia.

Dan, dia posting di twitter-nya soal antara PNS dan birokrasi,TNI, dan Polri bahwa itu yang dimaksud bahwa semua profesi itu mulia sesuai dengan bidangmya masing-masing.

"Kalau kerja politik maka ukuranmya popularitas, elektabilitas dan menyerap aspirasi rakyat. Untuk itu mereka ini harus datang ke daerah pemilihannya. Jadi, politisi ini jam kerjanya tidak teratur. Beda dengan PNS, TNI dan Polri yang masing-masing mempunyai ritme kerja sendiri. Tapi semua sama-sama mulia," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved