Penangkapan Terduga Teroris
Roket yang Disebut-sebut untuk Menyerang Singapura Itu Masih Pepesan Kosong
Ancaman ke objek wisata Marina Bay Sands itu masih dalam tahap rencana.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga hari setelah penangkapan dan penggeledahan terhadap enam terduga teroris di Batam, hingga kini Densus 88 Mabes Polri belum menemukan roket yang menurut rencana akan digunakan untuk menyerang Singapura.
Seperti diketahui, kelompok Batam yang menamakan diri Talibah Gonggong Rebus, dengan pimpinannya Gigih Rahmat Dewa alias GRD bersama dengan Bahrun Naim berencana menyerang Singapura menggunakan roket.
Namun hingga kini, roket yang dimaksud belum ditemukan oleh Densus 88 Mabes Polri. Ancaman ke objek wisata Marina Bay Sands itu masih dalam tahap rencana.
"Sampai saat ini belum ditemukan (roketnya), dari pendalaman itu masih sebatas rencana," terang Agus, Minggu (7/8/2016).
Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui pula kelompok Batam ini ternyata belum mampu membuat roket. Sementara itu, yang mengajari membuat roket adalah Bahrun Naim melalui internet.
Agus menambahkan kelompok batam dan Bahrun Naim juga berencana melakukan serangkaian bom bunuh diri dengan sasaran tempat keramaian, obyek vital bahkan kantor-kantor kepolisian di wilayah Batam.
Untuk diketahui, sebanyak enam terduga teroris diamankan oleh Tim Densus 88, Jumat (5/8/2016) pagi di Batam, Kepulauan Riau.
Mereka adalah kelompok dari Katibah Gigih Rahmat atau Katibah Gonggong Rebus (KGR), pimpinan Gigih Rahmat Dewa (GRD). Enam orang yang diamankan itu, ada yang berprofesi sebagai pegawai bank dan juga karyawan pabrik.
Keenam yakni Gigih Rahmat Dewa alias GRD (31), TS (46), ES (35), TR (21), HGY (20), dan MTS (19). Mereka ditangkap di beberapa lokasi berbeda seperti di Batam Center, Nagoya, Perumahan Cluster Sakura dan Jl Brigjen Katamso Batu Aji.
Keterlibatan kelompok Gigih Rahmat Dewa yakni sebagai penampung dua suku Uighur yakni Doni yang dideportasi dan Ali yang tertangkap bersama Abu Musab di Bekasi.
Kelompok Gigih diduga juga memfasilitasi WNI yang akan berangkat ke Suriah atau Turki.
Bahkan Gigih Rahmat Dewa juga menjadi penerima dan penyalur dana untuk kegiatan Radikalisme yang bersumber dari Bahrun Naim.