Fraksi PKS Protes Keras Posisi Ketua MKD 'Dikudeta'
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengaku tidak mengetahui Ketua MKD kini dijabat Politikus Gerindra Sufmi Dasco Ahmad
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengaku tidak mengetahui Ketua MKD kini dijabat Politikus Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Padahal, kursi Ketua MKD seharusnya milik PKS.
Jazuli menyampaikan protes keras atas keputusan ini dan menyebutnya sebagai aksi kudeta yang tidak beretika, menyalahi kesepakatan dan fatsun politik yang telah dibangun di DPR.
"Pelantikan saudara Sufmi Dasco dari Gerindra sebagai ketua MKD adalah kudeta atas fatsun dan konvensi yang telah disepakati di DPR. Jelas ketua MKD adalah hak fraksi PKS merupakan paket pimpinan yang bersifat tetap yang disahkan sejak awal periode," kata Jazuli, Rabu (27/7/2016).
Jazuli menegaskan karena posisi pimpinan adalah paket yang bersifat tetap, maka ketika ada pergantian pimpinan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) itu sepenuhnya hak fraksi yang bersangkutan.
"Saya heran selama ini fraksi PKS tidak pernah mengganggu fraksi-fraksi lain ketika mereka melakukan rotasi kadernya sebagai pimpinan di AKD. Ini karena fraksj PKS sangat menghormati konvensi dan kesepakatan yang terjadi di DPR. Kenapa ketika Fraksi PKS merotasi pimpinan MKD kok diganggu dan disabotase atau kudeta?" tanya Jazuli.
Apalagi Fraksi PKS telah mengirimkan surat sejak Jumat 22 Juli 2016 yang berisi penggantian dan rotasi pimpinan AKD di MKD dan Komisi II dimana dalam surat tersebut menunjuk Al-Muzammil Yusuf sebagai Ketua MKD menggantikan Surahman Hidayat.
"Seharusnya Pimpinan DPR menghormati surat resmi Fraksi PKS dengan menindaklanjutinya, bukan malah melantik ketua MKD baru apalagi fraksi PKS sama sekali tidak diberitahu dan Saudara Al-muzammil Yusuf sebagai pengganti tidak diundang. Ada apa ini? Apa ini bukan kudeta dan sabotase namanya?" tegas Jazuli.
Atas tindakan tersebut, kata Jazuli, fraksi PKS meminta pimpinan DPR untuk mengembalikan hak Ketua MKD kepada fraksi PKS karena demikian aturan dan ketentuannya.
"Jika fatsun dan kesepakatan yang dibuat bersama ini dilanggar, apalagi oleh pimpinan DPR sendiri saya sangat menyesalkan. Ingat komposisi pimpinan AKD sudah tetap, jika diserahkan kepada forum pleno AKD maka yang berhak memimpin AKD hanya partai besar seperti PDI Perjuangan dan Golkar saja," terang Jazuli.
Ia pun menyayangkan lembaga penjaga etika dewan MKD justru tidak menunjukkan etik dan menghormati fatsun politik di DPR yang dibangun bersama.
"Maka tegas kami meminta agar pimpinan DPR menganulir keputusan pelantikan Sufmi Dasco sebagai Ketua MKD dan mengembalikannya kepada fraksi PKS," pungkas Jazuli.