Sabtu, 4 Oktober 2025

IBSW Dorong Presiden Jokowi Copot Menristek Dikti

Indonesia Bureaucracy and Service Watch meminta Presiden Joko Widodo mengganti Mohammad Nasir sebagai Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Editor: Y Gustaman
Tribun Jogja/Khaerur Reza
Menristekdikti, M Nasir, meninjau fasilitas Eliminate Dengue Project di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Selasa (26/4/2016). 

Intervensi Usakti, Presiden Diminta Copot Menristekdikti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW) meminta Presiden Joko Widodo mengganti Mohammad Nasir sebagai Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Mereka menilai Menteri Nasir terlalu campur tangan dalam persoalan Universitas Trisakti yang pada akhirnya justru memperkeruh suasana di kampus swasta tertua di Indonesia itu.

"Kami mendengar pembicaraan Menteri Nasir dalam sebuah rapat tertutup dengan Yayasan Trisakti. Di situ terdengar jelas, menteri ikut merancang skenario mengobok-obok Usakti,” ujar Koordinator IBSW, Nova Andika, dalam keterangannya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Jumat (22/7/2016).

Lembaga Pemantau Birokrasi dan Pelayanan Publik Indonesia ini menilai Menteri Nasir tak kredibel dan kurang memahami masalah di kampus reformasi ini.

Campur tangan Menteri Nasir, kata Nova, sudah terlalu jauh, termasuk menempatkan rektor pilihannya tanpa melalui prosedur yang benar. Seharusnya menteri menjadi penengah.

“Sejak Menristekdikti menghadiri pelantikan rektor versi Yayasan Trisakti, Pangkalan Data Perguruan Tinggi Universitas Trisakti tidak lagi bisa dibuka dan diakses mahasiswa dan civitas akademika,” tegas Nova.

Sebelumnya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Menteri Nasir mengaku tidak memblokirnya, tetapi hanya memindahkan user ID-nya saja.

Nova menuding Menteri Nasir jelas-jelas telah melakukan kebohongan publik di hadapan lembaga tinggi negara. Faktanya, PDPT Usakti memang “diblokir”.

"Jawaban Menteri ini sebuah kebohongan di hadapan forum wakil rakyat dan itu juga telah mendegradasi lembaga tinggi negara,” sambung dia.

Nova mengatakan, 'kebohongan’ Menteri Nasir bentuk pelecehan serta penghinaan terhadap DPR sebagai lembaga yang terhormat.

“Nyatanya banyak aduan mahasiswa yang kami terima tentang PDPT yang tidak bisa diakses, bahkan aduan tentang Hibah Usakti pun diblok oleh Menristek Dikti,” tegas Nova.

Sebelumnya, dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI dengan Menristek Dikti di Gedung DPR Senayan Jakarta Kamis (21/7/2016) beragendakan pembahasan Pagu Indikatif 2017, anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Nasyirul Falah Amru, secara kritis mengajukan pertanyaan kepada Menteri Nasir.

Pertanyaan ini terkait minimnya peran Perguruan Tinggi Swasta menghasilkan kajian serta penelitian ilmiah. Hal ini berbanding terbalik dengan Perguruan Tinggi Negeri seperti UI dan ITB yang sudah menghasilkan karya lewat penelitian ilmiah.

Hal ini semestinya menjadi perhatian Menristekdikti. Apalagi, pada 2016 ini, Masyarakat Ekonomi ASEAN resmi diberlakukan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved