Vaksin Palsu
Dokter HUD Berburu Vaksin Palsu di Pasar
(Bareskrim Mabes Polri) menetapkan sebanyak tiga dokter berinisial I, AR dan HUD sebagai tersangka dalam kasus vaksin palsu.
"Dia memesan ke jaringan H dan R untuk 60 kali transaksi dengan nilai Rp 440.210.000," kata Agung.
Karena kekosongan
Rumah sakit-rumah sakit yang disebut Menteri Kesehatan Nila F Moeloek sebagai penerima distribusi vaksin palsu itu sendiri kemarin kembali didatangi para orangtua pasien.
Seperti terlihat di RS Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Setelah situasi sempat tegang, perwakilan RS Harapan Bunda akhirnya memenuhi keinginan orangtua yang anaknya mendapat vaksin di tempat tersebut untuk memberikan pernyataan.
Saat memberikan pernyataan, perwakilan RS Harapan Bunda yang terdiri dari Ketua Komite Medis dr Seto Hanggoro, staf humas dan sejumlah petugas keamanan serta aparat kepolisian, berdiri di atas meja yang secara dadakan dijadikan panggung.
Panggung tersebut dibuat di halaman parkir belakang RS Harapan Bunda. Para orangtua menyimak pernyataan dari dr Seto.
Dalam pernyataannya, dr Seto antara lain menyatakan, pihak rumah sakit mengakui peredaran vaksin palsu di tempatnya hanya periode Maret-Juni 2016.
"Kami menyatakan prihatin mendalam atas indikasi vaksin palsu di RS Harapan Bunda," ucapnya.
Untuk periode sebelumnya, RS Harapan Bunda menjamin vaksinnya asli.
"Selama ini vaksin di RS Harapan Bunda mengambil dari distributor resmi tapi pada periode Maret hingga Juni 2016 terjadi kekosongan sehingga ada oknum perawat yang menawarkan kepada dokter anak yang praktek dan pihak rumah sakit tidak tahu," tambahnya.
Untuk itu pihak rumah sakit menyatakan pasien yang mendapatkan vaksin sebelum periode itu tidak terindikasi vaksin palsu.
Namun demikian ada beberapa catatan untuk memastikan hal tersebut.
"Pasien diluar periode Maret hingga Juni 2016 dan bayar di kasir dan bukan pribadi adalah asli karena diambil dari distributor resmi," ucapnya.
Selain itu pihak rumah sakit berjanji akan melaksanakan pemeriksaan ulang terhadap pasien yang terindikasi vaksin palsu.