Sabtu, 4 Oktober 2025

Calon Kapolri

Tito Kapolri, Mematikan Jenjang Karir dan Kepangkatan Para Seniornya

Yang diajukan Presiden adalah perwira yang angkatannya beda jauh

Editor: Johnson Simanjuntak
dok BNPT
Tito Karnavian 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi mempertanyakan nasib jenjang karir lima angkatan senior Komjen Pol Tito Karnavian di Polri setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan Kepala BNPT sebagai calon tunggal kapolri.

"Yang diajukan Presiden adalah perwira yang angkatannya beda jauh. Ada lima angkatan diatasnya. Itu secara budaya kepolisian itu tidak bagus karena akan merusak internal polri dan konflik," ujar Muradi kepada Tribun, Kamis (16/6/2016).

Muradi pun mengingatkan struktur senioritas di Kepolisian dan TNI, melekat dua hal penting, respek dan dihormati karena keseniorannya.

Dua hal ini akan sangat menghambat kinerja Tito memegang tongkat komando Polri mengingat paling tidak ada 7 perwira tinggi seniornya angkatan kala di Akpol.

"Sepertinya Presiden tidak cukup mendapatkan input seperti itu. Sehingga lompatan seperti ini akan membuat gaduh di internal dan internal tidak solid," katanya.

Dengan begitu menurutnya, segala program kerja Presiden Jokowi pun menjadi terhambat karena di internal Polri sendiri tidak solid.

Apalagi melihat rentang waktu pensiun Tito yang masih sangat panjang yakni sampai pada 2022 mendatang.

Hal ini makin membuat budaya dan tradisi jenjang karir dan kepangkatan di Polri menjadi rusak.

"Itu yang tidak boleh. Ingat di Polisi dan Tentara itu, di budya Polri itu, paling lama itu Kapolri dijabat tiga tahun," katanya.

Jika Tito menjabat hingga pensiun, maka dia tegaskan, bahwa akan menghambat banyak hal para seniornya di Polri.

Bahkan mematikan karir dan jenjang kepangkatan tertinggi di Polri.

"Seniornya angkatan Akpol 1983, 1984, 1985 dan 1986, itu juga kan berharap menjadi Kapolri. Berharap mendapatkan jenjang kepangkatan tertinggi. Ini akan berhenti semua kalau Tito kelamaan jadi Kapolri," katanya.

Atau dia katakan, tidak lazim dalam satu kesatuan baik Polri atau TNI itu memiliki pangkat tertinggi bintang empat itu lebih dari satu orang.

Hal itu jika nantinya Tito tidak menjabat Kapolri hingga pensiun pada 2022.

"Dengan lebih dari satu bintang empat, kan terjadi matahari kembar. Dan itu tidak boleh dan tidak sehat secara organisasi," ujarnya.

Berikut nama-nama perwira tinggi yang merupakan senior Tito yang juga punya kans menjadi calon Kapolri:

1. Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Pol Dwi Priyatno, alumni Akpol 1982 dan pensiun pada 12 November 2017. Dwi Priatno satu angkatan dengan Badrodin Haiti.

2. Wakil Kepala Polri, Komjen Budi Gunawan, alumni Akpol 1983. Pensiun pada 11 Desember 2017. Mendapat dukungan dari Fraksi PDI Perjuangan dan beberapa fraksi di DPR karena telah lulus uji fit and proper test calon Kapolri di DPR sebelumnya

3. Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Putut Eko Bayuseno, alumni Akpol 1984. Pensiun pada 21 Mei 2019 Pernah menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

4. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso, alumni Akpol 1984. Pensiun pada 19 Februari 2019. Belum pernah menjadi Kapolda Tipe A di Pulau Jawa sebagaimana Peraturan Kapolri tentang Kriteria Calon Kapolri

5. Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri (Kalemdikpol), Komjen Pol Syafrudin, alumni Akpol 1985. Pensiun pada 14 April 2019

6. Sekretaris Utama Lembaga Pertahanan Nasional (Sestama Lemhanas), Komjen Pol Suhardi Alius, alumni Akpol 1985. Pensiun pada 10 Mei 2019

7. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim), Komjen Pol Ari Dono Sukmanto, Akpol 1985. Pensiun pada 23 Desember 2019. Minim pengalaman dan belum pernah menjadi Kapolda Tipe A di Pulau Jawa.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved