LPPNU Gelar Rembug Nasional dan Raker Nasional
LPPNU gelar rembug nasional dan rapat kerja nasional, di Hotel Acacia Jakarta Pusat, Jumat (15/4/2016).
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Untuk memperkuat sistem organisasi, Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU), gelar rembug nasional dan rapat kerja nasional, di Hotel Acacia Jakarta Pusat, Jumat (15/4/2016).
Acara itu dihadiri pengurus dan anggota LPPNU san sejumlah pengurus LPPNU dari 30 provinsi dan PC LPPNU yang ada di Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Ketua Umum Pusat LPPNU Pusat Marwan Jafar mengatakan, NU adalah organisasi sosial keagamaan yang berdiri sejak 1926. NU memiliki 60 juta pengikut dan memiliki kurang lebih 20.000 pesantren yang sebagaian besar tinggal di perdesaan merupakan potensi sekligus tantangan.
"Dimana sektor riil perdesaan (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan, energi dan kawasan konsevasi) merupakan sumber penghidupan warga Nahdliyin yang hingga kini belum terkelola secara oprimal," kata Marwan di Hotel Acacia, Jakarta Pusat.
Menurutnya, dengan hadirnya LPPNU yang merupakan bagian dari Jamiyah Nadlatul Ulama dimana dalam keputusan-keputusan Muktamar dan pengarahan-pengarahan PBNU, LPPNU dituntut untuk memiliki peran, baik dalam pengembangan ekonomi, LPPNU diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup nahdliyin dan profit maker bagi organisasi secara nyata.
"Dari sisi pengembangan sosial dan lingkungan hidup, LPPNU baik secara langsung maupun tidak langsung, dituntutu untuk dapat bersinergi dan memberikan dukungan untuk terselenggaranya kigitan lembaga-lembaga lain di lingkup PBNU/PWNU/PCNU," kata Marwan.
Dirinya menjelaskan, berdasarkan prinsip keutuhan, keterpaduan dan berkelanjutan, maka penyelenggaraan gerakan pengembang pertanian, pengelolaan sumberdaya alam, pembangunan perdesaan dan penyelemat lingkungan dan LPPNU tahun 2015-2020 pada prinsipnya akan melakukan terobosan (breakthrough), membangun paradigma baru (new paradigma) dan juga melanjutkan (follow up) program-program lama yang masig signifikan, yang secara spesisik dirumuskan.
Pertama kata Marwan redesign dan reorganisasi tata kelola sumberdaya alam, pembangunan perdesaan pertanian dan lingkungan hidup.
Yang kedua adalah re-enforcement dan rebuilding sentra-sentra show window pertanian.
Ketiga kata Marwan revitalisasi perdesaan melalui pengembangan 3G vilage (Goof, Green and Growth village).
"Keempat reakselarasi penciptaan lapngan kerja dan pengentasan pengangguran kemiskinan," katanya.
Kelima, kata Marwan reedukasi sumber daya manusia.
"Keenam reintegrasu huku hilir jaringan kelembagaan, industri, pasar dan pemasaran," kata dia.
Ketujuh, lanjut Marwan re-advokasi regulasi dan tata hukum dan kedelapan, redirecting (pengerahan kembali) sumber daya, dana dan petisipasi.