Kamis, 2 Oktober 2025

Reshuffle Kabinet

Presiden Layak Mencopot Menteri yang Tidak Loyal

jika presiden ingin mengganti menteri di kabinet, hendaknya memiliki dasar yang kuat.

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas (ratas) di kantor presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (29/3/2016). Ratas yang diikuti sejumlah menteri itu diantaranya membahas percepatan pembangunan light rail transit (LRT), dana pembebasan jalan tol, dwelling time, dan tol laut. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti senior LIPI, Syamsuddin Haris‎ menilai perombakan atau reshuffle kabinet adalah sebuah keniscayaan.

Karena kita membutuhkan suatu pemerintahan yang efektif dimana mampu memberikan pelayanan maksimal untuk rakyat.

"‎Pentingnya presiden untuk mencopot anggota kabinet yang tidak layak," kata Syamsuddin dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/4/2016).

Syamsuddin menuturkan, jika presiden ingin mengganti menteri di kabinet, hendaknya memiliki dasar yang kuat.

Ia mencontohkan, menteri yang memiliki kinerja tak jelas atau tak sesuai dengan program nawacita sudah selayaknya diganti.

"Atau menteri yang tidak ‎punya loyalitas dan tidak bisa bekerjasama dalam kabinet layak diganti. Atau menteri yang tidak memiliki loyalitas dalam pemerintahan, itu layak diganti," tuturnya.

‎Masih kata Syamsuddin, yang perlu diperhatikan dalam reshuffle adalah dilakukan sendiri oleh Presiden bukan pesanan dari ketua umum partai politik.

Menurutnya, Jokowi tidak mesti bergantung pada konsekuensi partai politik pendukung.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved