Bupati Ogan Ilir Ditangkap BNN
Penangkapan Bupati Ogan Ilir Jadi Tragedi Baru Golkar
Penangkapan Bupati Ogan Ilir (OI) Ahmad Wazir Noviadi oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) merupakan tragedi baru bagi Golkar.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penangkapan Bupati Ogan Ilir (OI) Ahmad Wazir Noviadi oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) merupakan tragedi baru bagi Golkar.
Demikian disampaikan Wakil Bendahara Umum Golkar Bambang Soesatyo di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/3/2016) malam.
"Ya ini juga tragedi baru bagi Golkar, kalau memang itu kader Golkar, berarti kita kecolongan dalam rekruitmen calon kepala daerah," kata Bambang.
Ia mengakui partai politik terkadang sulit melakukan seleksi ketat untuk mendapatkan pemimpin daerah yang baik. Pasalnya, hal tersebut disebabkan mekanisme yang rumit dengan melibatkan partai lain serta kekuatan ketokohan calon kepala daerah. Mengenai Bupati Ogan Ilir, Bambang melihat dari segi umur Ahmad belum memiliki ketokohan.
"Tapi keluarga mungkin memiliki ketokohan yang luar bisa, sehingga dengan pertimbangan itu menjadi calon lah, dan menjadi kepala daerah," kata Ketua Komisi III DPR itu.
Untuk diketahui, Bupati Ogan Ilir (OI) Ahmad Wazir Noviadi ditangkap di kediamannya di Jalan Musyawarah III, Kelurahan Karanganyar Gandus, Minggu (13/3/2016) malam oleh BNN Pusat atas kasus narkoba.
Bahkan Novi sapaan akrab Bupati OI ini sudah diintai selama tiga bulan oleh petugas BNN.
"Lebih kurang selama tiga bulan sudah kita lihat. Pada waktu pelantikan saja dia (Noviadi) itu habis pakai (narkoba-sabu-sabu). Jelas sekali wajahnya habis pakai," ujar salah seorang petugas BNN pusat yang dibincangi di Kantor BNNP Sumsel Jalan OPI Jakabaring Palembang, Minggu (13/3/2016) malam.
Menurut sumber petugas BNN pusat ini, Noviadi memakai narkoba jenis sabu-sabu biasanya rutin setiap hari. Narkoba jenis sabu-sabu didapat Noviadi melalui orang kepercayaannya yang juga tercatat sebagai tetangga Noviadi.
"Orang yang jadi kurir ini namanya Murdani. Murdani ini ambil barangnya sama Ican. Biasanya setelah dapat barang (sabu-sabu), diletakan Murdani disebuah tempat di rumah Bupati ini. Barulah si Bupati ini mengambil sendiri barang sabu-sabu yang diletakan tadi," ujarnya.