Senin, 6 Oktober 2025

Anggota Komisi I: Menlu Retno Ditolak Israel Bukan Menyakitkan Malah Membanggakan

"Itu normal penolakan, bukan menyakitkan tapi konteks ini malah membanggakan,

Editor: Adi Suhendi
Ferdinand Waskita/Tribunnews.com
Tantowi Yahya 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya menilai penolakan Israel terhadap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi merupakan sesuatu yang biasa.

Ia mengungkapkan Menlu Retno sudah mengantisipasi masuk ke Ramallah tidak memungkinkan melewati Israel.

"Itu normal penolakan, bukan menyakitkan tapi konteks ini malah membanggakan," kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (14/3/2016).

Dikatakan dia, penolakan tersebut menjadi sebuat pertanda bila Israel memperhitungkan Indonesia.

"Artinya Israel anggap kita terdepan di negara OKI dalam mendorong negara Palestina. Kalau tak dianggap biasa saja sikap dia," katanya.

Ia mendengar penolakan tersebut karena Indonesia dianggap bermain politik 'satu kaki'.

Dimana, Indonesia hanya ingin berunding dengan pihak Palestina tanpa mau mendengarkan pendapat Israel.

"Tapi berunding di negara mereka, sama saja mengakui mereka sebagai negara," katanya.

Hal tersebut menjadi langkah maju, dimana sikap Indonesia benar-benar dpandang serius Israel.

"Ini suatu yang maju dalam pengertian sikap kita benar-benar dipandang serius Israel, kekuatan tedepan mendorong solusi perdamaian dua negara," kata politikus Golkar itu.

Menurut Tantowi, Indonesia tidak boleh gentar terhadap ancaman Isarel.

Indonesia telah menyatakan pemboikotan Produk Israel.

"Langkah ini tak boleh buat gentar harus jadi titik balik, OKI untuk sering bertemu, untuk mewujudkan resalisasi resolusi agar tidak hanya pernyataan di atas kertas," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah melantik Konsul Kehormatan pertama Indonesia diPalestina, Maha Abu-Shuseh, yang berkedudukan di Ramallah, Minggu (13/3/2016).

Upacara pelantikan dilakukan di KBRI Amman, dengan dihadiri Menlu Palestina Riyad al-Maliki, para duta besar negara-negara ASEAN dan OKI di Amman.

Pelantikan Konsul Kehormatan RI untuk Palestina tidak dilakukan di Ramallah, karena beberapa saat menjelang keberangkatan Menlu RI beserta delegasi menuju Ramallah, Israel tidak memberikan izin.

Dengan demikian, helikopter Angkatan Udara Jordania yang membawa Menlu Retno terpaksa kembali ke Amman.

Kejadian itu tidak menyurutkan determinasi Indonesia untuk melantik perwakilan diplomatiknya di Ramallah.

"Dukungan Indonesia kepada perjuangan rakyat Palestina tidak pernah padam dan pada hari ini kita maju satu langkah lagi dengan pelantikan Konsul Kehormatan RI di Ramallah," ujar Retno Marsudi dalam keterangan tertulis Kemenlu, Minggu (13/3/2016).

Indonesia telah memberikan dukungan baik secara politis ataupun bantuan pembangunan dan penguatan kapasitas kepada Palestina.‎

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved