Kamis, 2 Oktober 2025

Buru Pentolan Teroris di Poso, Anggota Polri Hanya Mampu Bertahan 14 Hari

"Kamu harus ke Poso, anggota saya paling lama di puncak itu 14 hari, makanan yang dibawa itu bekal berat."

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Theresia Felisiani
Kepala Korps Brimob Polri Irjen Pol Murad Ismail 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya pengejaran terhadap pentolan teroris Poso, Santoso terus dilakukan.

Dari beberapa kali operasi, Santoso masih belum bisa ditangkap aparat.

Alasan sulitnya medan yang harus dilalui membuat Santoso begitu licin dari kejaran aparat.

"Santoso masih dikejar, medannya itu sulit. Coba wartawan ikut ke sana, lihat medannya itu seperti apa," ucap Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti setiap kali ditanya soal pengejaran Santoso.

Kepala Korps Brimob Polri Irjen Pol Murad Ismail pun mengamini apa yang diungkapkan Kapolri.

Sulitnya medan membuat anak buahnya kesulitan memburu Santoso.

Bahkan anak buahnya pun ada yang gugur saat Operasi Tinombala di Poso.

‎Jenderal bintang dua ini menuturkan kondisi di pegunungan Poso itu berbeda dengan pegunungan lain, dimana gunungnya berlapis-lapis.

Termasuk apabila cuaca buruk, itu bisa berbahaya bagi kesehatan anggota yang bertugas disana.

"Anggota yang ke sana (Poso) pastinya di cek kesehatan, saat itu mereka sehat. Tapi kan karena naik ke puncak gunung, lalu cuaca buruk, badan drop, jadi timbul penyakit," ujar Murad, Senin (22/2/2016).

‎Murad melanjutkan biasanya anggota Brimob yang bertugas disana hanya mampu bertahan di puncak gunung selama 14 hari.

Setelah itu mereka harus turun lantaran logistik yang dibawa hanya cukup untuk 14 hari.

"Kamu harus ke Poso, anggota saya paling lama di puncak itu 14 hari, makanan yang dibawa itu bekal berat."

"Lalu mereka harus bawa pakaian, senjata. Coba seberat itu masih harus mengejar orang," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved