Kamis, 2 Oktober 2025

TNI Jelaskan Mengapa Industri Pertahanan Sulit Diwujudkan

Agung mengatakan dari sisi manajemen belum adanya kemandirian.

TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/Pusen TNI
MABES TNI GELAR PAMERAN ALUTSISTA TNI DI CILANGKAP - Dalam rangka memeriahkan pelaksanaan Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia (Rapim TNI) tahun 2016, yang berlangsung selama tiga hari (16 s.d 18 Desember 2015), Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) menggelar Pameran Alutsista TNI di Lapangan Apel Gedung B-3 Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Rapim TNI 2016 yang dibuka secara resmi oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada hari Rabu, 16 Desember 2015, mengangkat tema Meningkatkan Loyalitas, Moralitas dan Integritas Sebagai Landasan Dalam Mewujudkan TNI Yang Kuat, Hebat, Profesional dan Dicintai Rakyat, diikuti 182 peserta terdiri dari 4 Pimpinan TNI, 52 pejabat Mabes TNI, 49 pejabat Mabes TNI AD, 39 pejabat TNI AL, 25 pejabat TNI AU serta 13 orang peninjau. TRIBUNNEWS.COM/Pusen TNI 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Laksamana Muda TNI Agung Pramono mengungkapkan mengapa industri pertahanan di Indonesia masih sulit diwujudkan karena ada beberapa hal yang menjadi kendala, misalnya soal kebijakan.

"Masih terhambatnya sinkronisasi kebutuhan alat perlengkapan pertahanan dan keamanan antara user dan industri pertahanan," ujar Agung di kantor PT. Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/2/2016).

Agung mengatakan, perlu menyelesaikan aturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 16 tahun 2012 tentang Pertahanan, yaitu Perpres Pengelolaan Industri Pertahanan serta Perpres Program Nasional Pesawat Tempur dan Kapal Selam.

"Lalu satu ketetapan KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) sebagai lead integrator produk alutsista," kata Agung.

Belum selesai sampai di situ, Agung mengatakan dari sisi manajemen belum adanya kemandirian.

"Lalu di aspek manajemen, bentuk organisasi industri pertahanan belum menndukung kemandirian, selain industri alat utama, ada industri komponen utama dan penunjang, industri bahan baku, serta industri komponen pendukung," ucap Agung.

Selain itu, Agung mengatakan aspek penelitian dan pengembangan teknologi juga belum optimal, baik dari pendanaan serta belum sinerginya lembaga penelitian dan pengembangan dengan industri pertahanan.

"Jadi di aspek litbang pihak swasta belum terkoordinasi dengan baik," tutur Agung.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved