Senin, 6 Oktober 2025

Pesan Jokowi: Rancangan UU Jangan Disusupi Pesan Sponsor

Presiden berikan arahan bahwa yang penting kualitas bukan kuantitas.

TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/Rusman/Setpres
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memimpin Sidang Kabinet Paripurna - Arah Kebijakan 2016 di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/12). Sidang tersebut membahas persiapan pelaksanaan pilkada serentak, penyederhanaan nomenklatur dalam anggaran, disusul dengan membahas program prioritas dan pemanfaatan anggaran 2016. TRIBUNNEWS.COM/Rusman/Setpres 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah memberi arahan kepada para menteri agar Rancangan Undang-Undang (RUU) yang masuk ke dalam Program Legislasi Nasional tahun 2016 tidak disusupi pesan sponsor.

"Presiden berikan arahan bahwa yang penting kualitas bukan kuantitas. Presiden juga berikan arahan supaya Undang-Undang harus betul-betul demi kesejahteraan rakyat, demi kepentingan negara, tidak boleh pesan sponsor," ujar Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta (21/1/2016).

Untuk menghindari adanya pesanan sponsor tersebut, Yasonna mengatakan, Presiden Jokowi ingin Kementerian Hukum dan HAM menjadi sektor pemimpin atau leading sector dalam perundang-undangan.

Sehingga, lanjut Yasonna, semua Rancangan Undang-Undang yang diajukan harus melalui satu pintu untuk diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

"Maka seluruh Rancangan Undang-Undang pemerintah harus satu pintu. Tidak boleh lagi disusupkan, kementerian masukkan langsung ke DPR misalnya karena tidak berhasil kita sinkronisasi ke pemerintah. Ini betul-betul kita mau menjaga konteks RUU kita ke depan," kata Yasonna.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved