Ketua KPK Agus Rahardjo Sudah Lama Kagumi KPK
Agus mengatakan KPK merupakan institusi yang ia kagumi. Saat menjadi kepala LKPP, ia meniru warna merah pada huruf "P dalam simbol KPK.
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua KPK Agus Rahardjo mengaku belum tahu jika ditanya mengenai kelanjutan kasus yang ditangani KPK, termasuk kasus RJ Lino yang jumat pekan lalu ditetapkan sebagai tersangka.
Ia belum mempelajari kasus apa saja yang sedang ditangani lembaga anti-rasuah tersebut.
"Kami perlu waktu belum melihat buktinya belum mempelajari," kata Agus.
Ia juga mengatakan akan terlebih dahulu menyatukan visi dan misi lima pimpinan KPK yang terpilih untuk kemudian digabungkan yang nantinya akan menjadi pertimbangan dalam membuat road map kerja KPK ke depan.
"Butuh waktu satu dua minggu lah," kata Agus usai acara serah terima jabatan pimpinan KPK di gedung KPK, Senin, (21/12/2015).
Menurut Agus, KPK merupakan institusi yang ia kagumi.
Saat menjadi kepala LKPP, ia meniru warna merah pada huruf "P dalam simbol KPK.
Ia memberikan warna merah pada huruf "K" pada logo LKPP. Maksudnya agar LKPP yang ia pimpin dulu, sama garangnya dengan KPK saat itu.
"KPK perlu kita teladani. Kalau melihat simbolnya LKPP, 'K' nya itu merah pinginnya nanti dihormati dan ditakuti seperti KPK. Kita membawa beban, bukan hanya menjaga kebaikan, tapi juga meningkatkannya," ujar Agus.
Sertijab pimpinan KPK berlangsung khidmat. Prosesi sertijab disertai penandatanganan pakta integritas oleh seluruh pimpinan KPK yang baru. Istri dari para pimpinan KPK juga ikut menandatangani pakta tersebut.
Selain itu usai Sertijab pimpinan KPK baru, memberikan cenderamata berupa foto kepada para pimpinan KPK periode 2011-2015.
Dua bingkai foto diberikan, yang berisi lima foto pimpinan. Satu bingkai berisi lima pimpinan KPK Jilid 3, yakni Abraham Samad, Bambang widjojanto, Busyro Muqoddas, Zulkarnaen, dan Adnan Pandupraja.
Sementara satu bingkai lagi berisi pimpinan KPK formasi baru, yakni Zulkarnaen, Adnan Pandupraja, Johan Budi, Taufiqurahman Ruki, dan Indriyanto Senoadji.