Selasa, 30 September 2025

Seleksi Calon Pimpinan KPK

DPR Pilih Pimpinan KPK Malam Nanti, Ini Dia Calon-calonnya

Itu sesuai jadwal yang sudah dilakukan Komisi III DPR

Penulis: Edwin Firdaus
Muhammad Zulfikar
Ruangan yang akan dipergunakan untuk uji makalah calon peimpin KPK 

TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Asrul Sani memastikan bahwa pemilihan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jilid empat berlangsung Kamis (17/12/2015) malam nanti.

Itu sesuai jadwal yang sudah dilakukan Komisi III DPR.

"Sudah fix nanti malam akan dilakukan pemilihan," kata Asrul dikonfirmasi wartawan di DPR, Jakarta.

Setelah memilih lima dari 10 calon pimpinan, kata Asrul, pihaknya akan melempar hasil tersebut ke Paripurna DPR, Jumat (18/12/2015) besok.

"Besok disampaikan ke rapat paripurna, lalu dikirim ke Presiden (hasilnya), kata Asrul.

Berikut 10 profil calon pimpinan KPK tersebut :

1. Saut Situmorang

Seorang staf ahli yang sudah 20 tahun bekerja untuk Badan Intelijen Negara (BIN) Thony Saut Situmorang berhasil lolos dan ditetapkan sebagai calon Komisioner KPK bidang Pencegahan. Thony saat ini masih tercatat sebagai dosen S2 Kajian Strategik Intelijen Universitas Indonesia (UI).

Ternyata, tak hanya sekali ini saja dia mencoba peruntungan sebagai pimpinan KPK. Pada tahun 2007 dan 2010 dia ternyata pernah ikut seleksi, namun di dua kesempatan itu dia tidak terpilih, sehingga kembali memutuskan mengikuti seleksi calon pimpinan KPK pada tahun 2015 ini. Saut juga diketahui menjabat sebagai Direktur PT Indonesia Cipta Investama.

2. Surya Tjandra

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan rekomendasi untuk Calon Pimpinan KPK yang lolos di bidang Pencegahan ini. Ahok mengaku terkesan dalam beberapa momentum pertemuannya dengan pengacara publik ini. Saat wawancara terbuka dengan tim Pansel KPK, Surya juga mengutarakan telah mendapatkan dukungan dari Ahok untuk menjabat sebagai pimpinan KPK. Bahkan, saat itu, dia mengaku punya banyak kemiripan dengan mantan Bupati Belitung Timur itu. Lebih jauh, dia menyatakan bahwa Ahok adalah panutannya.

Aktivis LSM buruh yang juga berprofesi sebagai dosen ini juga diketahui merupakan tim sukses dari Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 lalu.

3. Alexander Marwata

Alexander Marwata adalah hakim ad hoc Pengadilan Tipikor dari masyarakat umum. Sebelumnya dia adalah salah satu auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Marwata juga pemegang Certified Fraud Examiner (CFE), sertifikasi internasional bagi spesialis pencegahan dan pemberantasan penipuan.

Marwata dikenal sebagai salah seorang hakim Tipikor yang kerap menyatakan dissenting opinion, atau pendapat berbeda, dengan hakim lainnya.

4. Irjen Basaria Panjaitan

Pengajar Sekolah Staf dan Pimpinan Polri di Lembang, Jawa Barat, Brigjen Basarian Panjaitan menjadi satu-satunya calon pimpinan KPK yang lolos seleksi yang merupakan latar belakang dari Kepolisian. Saat memutuskan maju sebagai calon pimpinan KPK, dia mendapatkan dukungan dari mantan atasannya di Kalemdikpol yang kini menjabat sebagai Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan.

Satu-satunya perempuan di calon pimpinan KPK ini merupakan seorang Polwan yang berpengalaman di bidang reserse.

5. Agus Rahardjo

Kepala Lembaga Kebijakan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) yang lolos di calon pimpinan KPK bidang management ini mengaku hanya memiliki uang RP 20 juta di empat rekening miliknya. Namun, saat wawancara seleksi tahap akhir dengan tim Pansel KPK, Agus diketahui memiliki banyak tanah di beberapa daerah. Dalam wawancara yang digelar terbuka itu diketahui dia juga tak patuh mengisi Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN). Data terakhir yang ia laporkan merupakan LHKPN tahun 2012.

Agus sendiri sudah malang melintang di LKPP selama sepuluh tahun. Sebelumnya, dia merupakan Direktur Sistem & Prosedur Pendanaan, Bappenas. Dia pernah melontarkan usul menarik untuk mencegah maraknya korupsi di Indonesia. Usul itu antara lain memberi kesempatan masyarakat bisa meludahi para koruptor.‎

6. S‎ujanarko

Direktur Pembinaan Jaringan Kerja sama Antar Komisi dan Instansi KPK Sujanarko akan menjadi lawan bagi Agus Rahardjo memperebutkan pimpinan KPK di bidang manajemen. Sujanarko pernah mengusulkan gratifikasi seksual untuk masuk dalam tindak pidana korupsi. Idenya itu muncul saat ia mengkoordinir tim pencari aset untuk melacak kekayaan pejabat dari Indonesia bagian timur. Banyak di antara pejabat itu tak punya aset, sebab uang yang dimiliki habis untuk memuaskan hasrat birahi.

7. Johan Budi

Johan Budi Sapto Prabowo atau lebih dikenal dengan nama Johan Budi adalah Pelaksana tugas (Plt) pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2015. Ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo pada 18 Februari 2015, untuk menggantikan Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang diberhentikan sementara karena statusnya sebagai tersangka. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Deputi Pencegahan KPK, Juru Bicara KPK dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK. Dia bekerja di KPK sejak lembaga KPK dibentuk, sebelumnya ia adalah seorang wartawan.

8. Laode Syarif

Laode Muhammad Syarif merupakan seorang dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan Senior Adviser Partnership for Governance Reform in Indonesia. Laode merupakan Spesialis Pendidikan dan Pelatihan pada Proyek Pengendalian Korupsi Indonesia yang didanai oleh USAID. Pria ini juga pemilik gelar sarjana hukum dari Unhas, LL.M dari Queensland University of Technology, Brisbane, dan Ph.D dalam hukum lingkungan hidup internasional dari Universitas of Sydney.

9. Busyro Muqoddas

Pada 25 November 2010, Busyro Muqoddas terpilih sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia, setelah melalui proses pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat mengalahkan calon lainnya, yakni Bambang Widjojanto. Dia kemudian juga terpilih sebagai Ketua KPK mengalahkan Bibit Samad Riyanto dan M. Jasin. Busyro merupakan salah satu dari dua calon yang telah melalui fit and proper test di DPR dan akan bergabung dengan delapan capim KPK lainnya untuk dipilih oleh Komisi III DPR pada Desember mendatang.

Saat masa jabatannya di KPK habis dan keputusan DPR yang mengosongkan posisi Wakil Ketua KPK untuk memilih berbarengan dengan pemilihan keseluruhan pimpinan KPK, Busyro memilih untuk kembali ke habitatnya sebagai dosen hukum di Universitas Islam Indonesia. Saat ini, Busyro menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah.

10. Roby Arya Brata

Roby Arya Brata merupakan pesaing Busyro Muqoddas saat pemilihan calon pimpinan KPK untuk mencari pengganti Busyro yang masa jabatannya habis pada 2014 lalu. Roby adalah pegawai negeri di Sekretariat Kabinet era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia menjabat Kepala Bidang Hubungan Internasional sejak 2011. Selain membantu presiden, Roby juga aktif mengajar di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Roby pernah menjabat Asisten Kepala Unit Kerja Presiden Pengelolaan Program dan Birokrasi pada 2008-2010. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Padjajaran ini pernah bekerja sebagai aktivis hak asasi manusia. Robby pernah menjadi analis hukum di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia selama dua tahun pada 1993-1995.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved