Sabtu, 4 Oktober 2025

Presiden Jokowi: Menteri Jangan Sibuk Jadi Komentator

Dalam pembukaannya, Presiden mengkritisi menteri-menterinya yang tidak fokus bekerja. Ia meminta agar para menteri tidak lagi menjadi komentator.

Editor: Gusti Sawabi
BIRO PERS/BIRO PERS
Presiden Joko Widodo mengungkapkan kemarahan ketika ditanya sejumlah wartawan terkait kasus dugaan pencatutan namanya dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam permintaan saham Freeport, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (7/12/2015). Presiden Joko Widodo menegaskan tidak boleh ada pihak mana pun yang bisa mempermainkan kewibawaan lembaga negara karena hal ini menyangkut soal kepatutan, kepantasan dan moralitas. TRIBUNNEWS/BIRO PERS 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/12/2015).

Dalam pembukaannya, Presiden mengkritisi menteri-menterinya yang tidak fokus bekerja. Ia meminta agar para menteri tidak lagi menjadi komentator.

"Menteri fokus bekerja, jangan sibuk jadi komentator," ujar Presiden.

Namun, pernyataan Presiden tersebut tidak spesifik menyebut siapa menteri yang tidak fokus bekerja. Selebihnya, Presiden mulai membahas pokok persoalan yang harus dikerjakan para menteri.

‎Rapat paripurna kali, Presiden menginginkan penyederhanaan nomenklatur dalam anggaran,‎ program prioritas dan pemanfaatan anggaran tahun 2016,‎ permasalahan yang belum selesai di Tahun 2015 serta antisipasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan Pilkada serentak.

‎"Saya dengar kemarin ada 42.000 regulasi kita yang kita punyai, berupa Perpres, PP, Permen, tahun depan harus hilang minimal separuh di seluruh kementerian, aturan-aturan ruwet buat kita terbelenggu, tidak fleksibel, tidak bisa melompat," kata Presiden.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved