Pasca Alquran Langgam Jawa, Menag Luncurkan Terjemahan Alquran Bahasa Daerah
Peluncuran produk itu diklam sebagai bentuk apresiasi terhadap keragaman bangsa.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jika sebelumnya sikap pemerintah membacakan Alquran dengan langgam Jawa menuai pro kontra, kini justru Kementerian Agama (Kemenag) RI melaunching Kamus Istilah Keagamaan (KIK) dan Terjemahan Alquran bahasa daerah.
Launching kedua karya Produk Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan ini dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di kantornya, Kamis (3/12/2015) kemarin. Peluncuran produk itu diklam sebagai bentuk apresiasi terhadap keragaman bangsa.
Selain pejabat eselon I dan II Kemenag, launching itu dihadiri juga oleh tokoh-tokoh agama yang kemudian menerima karya tersebut dan diberikan langsung oleh Menteri Agama.
Dikatakan Menag, Terjemahan Alquran Bahasa Daerah terdiri dari tiga bahasa, di antaranya Minang, Jawa dan Dayak. Menag Lukman berharap karya ini bisa bermanfaat bagi bangsa Indonesia.
"Untuk KIK, kamus istilah keagamaan tersebut memiliki sekitar 9314 istilah. Semoga dapat mencerdaskan masyarakat Indonesia dari istilah keagamaan yang ada," kata Lukman.
Disampaikan Menag Lukman, Kamus Istilah Keagamaan (KIK) yang memuat laman (entri) semua agama; Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, juga diharapkan mampu memberikan sumbangsih untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia umumnya dan umat beragama pada khususnya dalam memahami kata, istilah, atau konsep terkait dengan masalah keagamaan yang terdapat pada keenam agama tersebut di Indonesia.
Lukman pun berharap melalui pemahaman akan persamaan dan perbedaan "konsep" atau terminologi pada masing-masing agama ini, dapat mereduksi, mengeliminasi, atau menghindari terjadinya kesalah-pahaman antar ajaran oleh pemeluk agama yang berbeda.
"Dengan kata lain, KIK yang 'multi-kultur' ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai media komunikasi umat beragama untuk menghindarkan perselisihan yang bersumber dari perbedaan pemahaman terhadap konsep ajaran agama," kata Menag.
Selain menjadi medium memperkuat jalinan persaudaraan dan perekat kerukunan antara umat beragama, KIK dan terjemahan Alquran dalam Bahasa Daerah ini diharapkan menjadi media pendidikan agar masyarakat menghargai perbedaan dalam keyakinan beragama dalam upaya penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"KIK dapat difungsikan sebagai buku rujukan dalam penulisan buku baik buku pelajaran pada lembaga-lembaga pendidikan maupun buku bacaan umum," kata Menag.
Selain KIK, Menag berharap, secara substantif, paling tidak, penerjemahan Alquran ke dalam bahasa daerah memiliki beberapa manfaat pokok, yaitu Pertama, memberikan pelayanan keagamaan umat, terutama bagi yang tidak akrab dengan Bahasa Indonesia. Menurutnya dengan kehadiran Terjemah Alquran Bahasa Daerah, maka masyarakat lokal memiliki kesempatan memahami isi Alquran itu sendiri, yang kemudian bisa mengamalkannya sebagai pedoman hidup kesehariannya.
Kedua, lanjut Menag, diharapkan dapat membantu pelestarian, konservasi, atau pemeliharaan budaya lokal, khususnya bahasa sebagai unsur terpenting dari suatu budaya.
Kabalitbang dan Diklat Kemenag Abdurrahman Masud menyampaikan, kamus yang memuat 9314 entry ini sangat penting untuk masing-masing agama, dan merupakan produk yang pertama di Indonesia.
"KIK ini yang pertama di Indonesia, yang disiapkan oleh tokoh-tokoh agama pada bidangnya," kata Mas'ud.
Selain pejabat eselon I, II dan sejumlah pimpinan PTKN, launching iitu dihadiri tokoh-tokoh lintas agama dari perwakilah seluruh Indonesia.