Hari Pahlawan
Ketua DPR Nilai Soeharto Layak Diberi Penghargaan Tertinggi
Ketua DPR Setya Novanto angkat bicara mengenai wacana pemberian gelar pahlawan bagi Presiden ke-2 RI Soeharto.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Setya Novanto angkat bicara mengenai wacana pemberian gelar pahlawan bagi Presiden ke-2 RI Soeharto.
Ia menilai sebagai sosok yang pernah menjabat sebagai presiden maka Soeharto layak mendapat penghargaan tertinggi.
"Tidak lupa apapuun yang dilakukan tentu berikan maaf, apapun beri penghargaan tinggi, siapapun presiden akan datang harus hargai," kata Novanto di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Novanto menuturkan Soeharto telah menjabat presiden lebih dari 30 tahun. Masyarakat sudah merasakan pembangunan yang dicanangkang Soeharto. "Segala kelebihan dan kelemahan harus syukuri, tidak boleh lupa terhadap pendiri kita, terhadap almarhum Soeharto yang sudah berjuang demi kepentingan bangsa membangun bangsa Indonesia bersama kabinetnya," ungkapnya.
Mengenai adanya kesalahan yang dibuat Soeharto, Novanto menilai masyarakat harus dapat saling memaafkan. Ia juga mengingatkan Soeharto telah berkontribusi besar bagi pembangunan Indonesia.
"Masalah memaafkan adalah bagian dari masyarakat Indonesia, tentu bisa maafkan masa lalu, befikir lebih jauh ke depan untuk masa depan kita, marilah bersama memberi maaf ke presiden karena sudah berjasa dan sudah bisa memberi hal yang baik," ujar Politikus Golkar itu.
Sebelumnya, Dewan Gelar Pahlawan Nasional belum akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada dua mantan Presiden RI, Soeharto dan Abdurrahman Wahid, pada tahun ini.
Dua gelar pahlawan nasional kepada mantan orang nomor satu di Indonesia itu diendapkan. Dewan Gelar masih menunggu waktu yang tepat untuk menganugerahkan gelar tersebut.
"Diendapkan dan menunggu waktu yang tepat, hanya itu catatan dari Dewan Gelar. Mengapa diendapkan? Silakan dikonfirmasi ke Dewan Gelar," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa setelah mengisi seminar di kampus Universitas Negeri Surabaya, Senin (9/11/2015).
Catatan itu adalah jawaban dari Dewan Gelar setelah kementerian mengirimkan surat baru-baru ini. Tahun depan, Khofifah mengaku akan menanyakan kembali soal perkembangan penganugerahan gelar pahlawan tersebut.
"Setelah rekomendasi dari Dewan Gelar dikeluarkan, baru nanti keputusan presiden (keppres) akan dikeluarkan," ungkapnya.
Dari sejumlah nama yang dibahas, lanjut Khofifah, baru nama Sarwo Edhie yang sudah memiliki rekomendasi dari Dewan Gelar dan sudah memiliki keppres.
"Kalau untuk Sarwo Edhie tinggal menganugerahkan saja," tambah Ketua Umum Muslimat NU ini.
Soeharto adalah presiden kedua RI, sedangkan Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur adalah presiden keempat.