Senin, 6 Oktober 2025

Penculikan

Suparto Diculik di Arab Saudi, Kemenlu Dapat Petunjuk Baru

Suparto dilaporkan diculik oleh tiga orang sejak 18 September 2015 lalu.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Suparto Diculik di Arab Saudi, Kemenlu Dapat Petunjuk Baru
net
ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM - Badan Investigasi Arab Saudi menemukan sebuah petunjuk baru terkait penculikan seorang WNI atas nama Suparto bin Rais Cuniran, yang terjadi di wilayah Esbelia, Riyadh, Arab Saudi.

Suparto dilaporkan diculik oleh tiga orang sejak 18 September 2015 lalu.

"Dalam pertemuan antara Tim Perlindungan WNI KBRI di Riyadh dengan Badan Investigasi Arab Saudi, diperoleh informasi adanya sejumlah petunjuk baru mengenai kasus ini. Salah satunya adalah adanya bukti percakapan antara Parto dengan beberapa WNI, setelah ia dilaporkan hilang," ujar Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, melalui keterangan singkat, Jumat (9/10/2015).

Menurut Iqbal, menindaklajuti petunjuk baru tersebut, polisi setempat menahan sejumlah WNI karena menyembunyikan informasi.

Orang-orang tersebut kemudian dimintai informasi terkait keberadaan Suparto.

Menurut Iqbal, sejak menerima laporan penculikan, KBRI di Riyadh sudah mengirim Tim Perlindungan WNI ke lokasi yang diketahui sebagai tempat penculikan.

Selain itu, tim juga mengunjungi rumah majikan Suparto.

Terkait intelijen

Sementara itu, terkait adanya perkiraan bahwa penculikan Suparto terkait dengan intelijen, Iqbal mengatakan bahwa petunjuk yang diperoleh mengenai hal tersebut masih minim.

Diharapkan, seiring dengan semakin banyaknya petunjuk baru yang dikumpulkan polisi, berbagai kemungkinan yang menjelaskan konstruksi kasus ini dapat muncul dengan sendirinya.

"Hari ini dan besok adalah hari libur di Saudi. Insya Allah kondisinya akan semakin jelas ketika hari Minggu nanti sudah ada penjelasan resmi dari Kepolisian Saudi," kata Iqbal.

Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menduga pria warga negara Indonesia yang menghilang di Arab Saudi sejak 18 September 2015 diculik intelijen negara tersebut.

"Dugaan kami, mungkin dia diambil intelijen atau kepolisian setempat. Itu karena dia telah melakukan tindak pidana sebelumnya," ujar Badrodin saat dihubungi, Kamis (8/10/2015) malam.

Salah satu dasar dugaan itu, lanjut Badrodin, yakni tidak ada pihak yang meminta tebusan apa pun kepada keluarga atau Pemerintah RI.

Namun, Badrodin enggan menyebut dasar dugaan lainnya. Meski demikian, dia memastikan bahwa informasi itu baru sebatas dugaan.

Saat ini, tim dari KBRI di Arab Saudi tengah berkoordinasi dengan otoritas setempat demi mencari titik terang keberadaan WNI tersebut.(Abba Gabrillin)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved