Ibadah Haji 2015
Foto Kondisi Jenazah Korban Mina Beda, Proses Identifikasi Butuh Waktu
Ada beberapa factor yang menyebakan proses identifikasi jenazah korban Mina membutuhkan waktu
Laporan wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH- Proses identifikasi jenazah korban Mina meskipun masih utuh tetapi harus ditunjang data pendukung lain dalam memastikannya. Hal tersebut dikarenakan foto jenazah yang dirilis pemerintah Arab Saudi sudah berbeda dengan foto jemaah ketika masih hidup yang ada di Siskohat dan E Hajj.
“Untuk jamaah yang telah meninggal dunia, tim PPIH melakukan proses identifikasi berupa pencocokan data foto jenazah, kondisi fisik, dan foto yang terdata dalam siskohat dan E-Hajj,” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil di Kantor Daker Mekkah, Senin (28/9/2015).
Abdul Djamil menjelaskan ada beberapa factor yang menyebakan proses identifikasi jenazah korban Mina membutuhkan waktu. Faktor pertama, dikarenakan Pemerintah Arab Saudi baru memberikan akses kepada pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dua hari setelah insiden yang menewaskan seribu lebih jemaah haji dari berbagai Negara tersebut.
“Dua hari awal setelah kejadian, pemerintah Arab Saudi menutup akses untuk mendapatkan data-data awal korban dikarenakan mereka sedang proses evakuasi dan identifikasi awal. Kami baru mendapatkan akses ke tempat pemulasaraan jenazah pada tanggal 25 September 2015 pukul 23.00 WAS,” jelas Djamil.
Kedua, mengingat jenazah yang sudah duah hari mengakibat fisik jenazah pun sudah mulai ada pertubahan, sehingga foto yang dirilis belum tentu sama dengan yang dipegang PPIH sebagai pembandingnya. Sehingga tim PPIH harus melakukan inventarisasi foto-foto yang diduga memiliki kemiripan dengan wajah-wajah jenazah,”
“Proses identifikasi dan pencocokan data yang relatif tidak mudah dikarenakan foto kondisi jenazah yang berbeda dengan foto pada Siskohat dan E-Hajj,” katanya.
Ketiga, banyak foto tanpa disertai identitas jemaah haji Indonesia, hal tersebut menyulitkan tim untuk menentukan jenazah apakah jemaah Indonesia atau bukan hanya dengan melihat ciri khusus saja seperti ihrom yang digunakan atau gelang identitas “Sehingga untuk memastikan diperlukan proses pengecekan data dan file pendukung yang memperkuat dugaan bahwa jamaah tersebut adalah jamaah haji Indonesia, baik berupa gelang jamaah, sobekan DAPIH, identitas maktab, kartu bis, tas paspor, aksesoris syal, kain ihram, kain kerudung, pakaian, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Meskipun harus mencari satu persatu jenazah diantara ribuan jenazah, prinsip kehati-hatian dan keakuratan terus dilaksanakan tim PPIH Arab Saudi “Kami tetap memegang prinsip kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan penyampaian informasi kepada keluarga jamaah haji,” ungkapnya.