PKPI Angkat Bicara Soal Pernyataan Kadernya Terkait Uang Mahar
Isran membantah adanya mahar sebagai syarat mengusung calon kepala daerah.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Partai Keadilan, dan Persatuan Indonesia (PKPI) angkat bicara mengenai pernyataan kadernya Jisman Hutapea. Jisman yang gagal maju dalam Pilkada Toba Samosir mengaku dimintai uang mahar Rp1,6 Miliar oleh PKPI.
"Itu saya tidak tahu itu, enggak tau kebenarannya," kata Ketua Umum PKPI Isran Noor ketika dikonfirmasi wartawan, Senin (3/8/2015).
Isran membantah adanya mahar sebagai syarat mengusung calon kepala daerah. Ia mengatakan adanya proses panjang sebelum menetapkan calon kepala daerah yang diusung. Dimana usulan daerah akan dikonsultasikan tim desk pilkada DPP PKPI.
"Saya sudah sampaikan tidak ada yang mahar-maharan. Saya tidak tahu itu. Baru saya dengar juga. Itu mungkin di luar jangkauan dan pengetahuan saya," katanya.
Isran berjanji akan menindaklajuti persoalan tersebut. Hal senada diungkapkan Ketua Kewilayahan PKPI Nasir Nawawi. Ia membantah adanya mahar kepada calon kepala daerah. Nasir menegaskan uang mahar merupakan hal yang tabu.
"Tidak pernah (mahar). Ditabukan untuk minta. Kami memilih kader yg baik dan cocok. Itu berdasarkan seleksi yg ada, Sudah memenuhi syarat. Kita fit and proper test sesuai aturan," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Asmadi Lubis bersama Jisman Hutapea gagal menjadi pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Toba Samosir. Mereka batal maju karena dimintai "mahar" dalam jumlah besar oleh partai yang akan mengusungnya.
"Di PKPI (Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia) kami diminta Rp 1,6 miliar, sementara di Gerindra Rp 2,5 miliar," kata Jisman kepada Kompas.com, Senin (3/8/2015) di Jakarta.
Jisman yang merupakan kader PKPI ini menjelaskan, sejak awal dia sudah mendapatkan rekomendasi dari DPC PKPIToba Samosir untuk maju sebagai calon kepala daerah.
Namun, di tingkat pusat, rekomendasi tersebut justru diberikan kepada orang lain, yakni Poltak Sitorus. Alasannya, Poltak sudah membiayai Kongres PKPI di Medan sebesar Rp 1,6 miliar. "Kami diminta mengembalikan uang itu, tentu saja kami tolak," kata Jisman.
Setelah gagal mendapatkan rekomendasi dari PKPI, Jisman bersama Asmadi pun mencoba mencari dukungan lain dari PartaiGerindra. Asmadi kebetulan adalah Ketua DPC Gerindra Toba Samosir.
Rekomendasi DPC Gerindra setempat sudah keluar untuk pasangan ini. Namun, di tingkat pusat, mereka kembali dimintai "mahar" sebesar Rp 2,5 miliar. Sebab, Poltak Sitorus sudah menyetor uang dengan jumlah sebesar Rp 2,5 miliar itu.
"Pak Hasyim Djojohadikusumo (Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra) yang minta uangnya," kata Jisman.