Senin, 6 Oktober 2025

Muktamar NU

Muktamar NU Ricuh, Kiai Miftah Menangis Semalaman, Kiai Sepuh Sedih

Menurut Kiai Miftah, selain dirinya, hampir semua kiai sepuh Nahdlatul Ulama merasa sangat sedih.

Editor: Hasanudin Aco
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
MOLOR - Salah satu peserta sidang diamankan Banser karena dianggap sebagai provokator dan menghambat jalannya sidang pembahasan Tata Tertib (tatib) Muktamar NU ke-33 diskors di Alun-alun Jombang, Minggu (2/8). Pembahasan Tatib yang seharusnya digelar Sabtu (1/8) malam diundur menjadi Minggu (2/8) itu diwarnai sejumlah protes dari sejumlah muktamirin ketika pembahasan dan penetapan tatib. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Ekspresi kesedihan juga ditunjukkan Rais Syuriah PW Nahdlatul Ulama (NU) Jatim, KH Miftahul Akhyar.

Pengasuh Ponpes Miftahul Jannah, Kedung Tarukan Surabaya ini mengaku tak kuasa menahan tangis dan kesedihan saat melihat muktamar ke-33 NU berjalan kisruh, yang dijadikan arena menunjukkan sikap yang jauh dari akhlakul karimah dan tradisi NU.

"Semalaman saya sampai tidak bisa tidur, setelah melihat apa yang terjadi di forum sidang pleno tata tertib kemarin," tegasnya, kepada Surya, Senin (3/8/2015). Ia menghela napas panjang.

Menurut Kiai Miftah, selain dirinya, hampir semua kiai sepuh Nahdlatul Ulama merasa sangat sedih dan prihatin melihat apa yang ditunjukkan para muktamirin saat pembahasan tatib.

Mulai KH Musthofa Bisri (Gus Mus) Rais Aam saat ini, pengasuh Ponpes Al Anwar Sarang Rembang KH Maimun Zubair (Mbah Mun), pengasuh Ponpes Al Fadhlu wal Fadhilah Kaliwungu Kendal KH Ahmad Dimyati Rois (Mbah Dim), hingga pengasuh Ponpes Sidogiri Pasuruan KH Nawawi Abdul Jalil.

"Hampir semua kiai sepuh sedih, prihatin, dan menangis," imbuhnya.

Penulis: Mujib Anwar

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved