Selasa, 30 September 2025

Desmon Tak Setuju Jika Brimob Dilatih Kopassus Hanya Hadapi Demonstrasi

Ia melihat saat Brimob diterjunkan di wilayah-wilayah yang terdapat kelompok separatis.

Editor: Johnson Simanjuntak
Ferdinand Waskita/Tribunnews.com
Ketua DPP Gerindra Desmon J Mahesa di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/9/2014) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Desmon J Mahesa angkat bicara soal permintaan Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti agar program latihan dan pendidikan raider diikuti personel Brimob.

Ia melihat saat Brimob diterjunkan di wilayah-wilayah yang terdapat kelompok separatis.

"Kita lihat Brimob dalam konteks daerah-daerah yang kira-kira ada separatis lah ya, mungkin seperti di Aceh, Papua, memang harus dilatih dengan kualitas seperti Kopassus," kata Desmon ketika dikonfirmasi, Selasa (28/7/2015).

Namun ia mengingatkan persoalan karis personel Brimob yang telah mengikuti pelatihan tersebut. Pasalnya, anggota tersebut ditempatkan di wilayah konflik.

"Kalau diupgrade di situ (daerah konflik), tapi kalau Brimob di Jawa, ini bisa memperkuat arogansi kepolisian. Jadi menurut saya kita harus berhati-hati menyikapinya, kalau bilang perlu ya perlu. Tapi seberapa banyak keperluannya," ujar Politikus Gerindra itu.

Desmon pun mengingatkan Badrodin agar berhati-hati menempatkan personel yang mengikuti pelatihan tersebut. Ia khawatir dengan sikap personel Brimob bergaya Kopassus.

"Khawatirnya ini memperkuat konflik antar korps. Prinsipnya saya mendukung tapi harus berhati-hati, karena konflik satuan TNI-Polri harus diwaspadai. karena kalau polisi ke depan lebih terlatih, unsur pendekatan Linmas dan Sabhara jadi hilang," ungkapnya.

Desmon juga mengingatkan bahwa personel Brimob yang dilatih oleh Kopassus tidak dilakukan untuk menghadapi demonstrasi. Ia pun menolak pelatihan tersebut bila hanya bertugas menghadapi demonstrasi.

"Esensinya dilatih untuk berhadapan dengan pihak luar, bukan WN yang menuntut hak-haknya dalam demokrasi, kalau ini saya tidak setuju Kalau begitu kebih baik diperkuat Densus saja. Ini akan jadi persoalan polisi masa depan, wajah polisi wajah sipil, lebih dekat dengan masyarakat," katanya.

Sebelumnya,Selama ini Diklat Raider berlangsung di Pusat Pendidikan Pelatihan Komando Pasukan Khusus (Pusdiklat Kopassus) TNI AD di kawasan Batujajar, Bandung, Jawa Barat.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengirim surat kepada Panglima TNI dengan tembusan KSAD, Irwasum Polri dan jajaran petinggi Polri bernomor B/3303/VII/2015 tertanggal 15 Juli 2015 perihal permohonan mengikutsertakan personel Korps Brimob Polri dalam Diklat Raider TNI AD.

Dalam surat itu, Kapolri meminta agar program latihan dan pendidikan raider dilakukan tahun anggaran 2015 dan 2016.

Wakil Kepala Korps Brimob Polri dan Komandan Jenderal Kopassus pada 8 Juli 2015 di Markas Komando Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, membahas proses penjajakan kerja sama tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved