Pengamat: Masa Kejayaan Rhoma Irama Sudah Lewat untuk Membangun Parpol
Masa kejayaan Rhoma Irama sudah meredup. Alih-alih membangun Partai Idaman yang didirikannya, Rhoma diminta kembali sebagai seniman dan pendakwah.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Founding Father House, Dian Permata, menilai momentum Rhoma Irama untuk membuat partai politik sudah lewat. Kemarin Rhoma mendeklarasikan partainya, Partai Idaman.
Menurut Dia, saat Rhoma Irama masih berjaya dengan grup musik Soneta pada era 80-90 an menjadi momen tepat untuk mendirikan partai politik. Tapi tidak dengan sekarang ini.
"Jika saat ini Rhoma Irama mendirikan partai politik maka justru menjerumuskan dirinya sendiri. Rhoma akan dianggap publik sebagai seorang tokoh inkonsisten," kata Dian ketika dikonfirmasi Tribunnews.com di Jakarta, Minggu (12/7/2015).
Raja Dangdut ini tercatat pernah menjadi kader Golkar, PPP dan masuk bursa calon presiden dari PKB. "Saat ini Rhoma sebaiknya kembali ke khitah dia sebagai seniman sekaligus pendakwah," usul Dian.
Kemarin Rhoma mendeklarasikan Partai Idaman, berlogo tangan membentuk lambang cinta, di sebuah restoran di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Rhoma menjelaskan makna lambang dan tagline yang digunakan partainya.
"Makna lambang partai ini adalah love, love Indonesia. Love ini adalah bahasa Inggris yang sudah meng-Indonesia," terang dia. Ia memastikan partai barunya sebagai bukti kepada dunia bahwa Islam tak mendukung gerakan radikal.
"Karena di Indonesia ini mengalami islamofobia. Saya ingin mengeliminir stigma negatif di Indonesia itu bahwa Islam bukan seperti ISIS-lah, apa lah (yang menggunakan kekerasan)," terang Rhoma.