Selasa, 30 September 2025

Ini Alasan Langit Indonesia Mudah Diterobos Pesawat Asing

Calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui ruang udara di Indonesia belum sepenuhnya terpantau radar.

Editor: Y Gustaman
Tribun Kaltim, Niko Ruru
Helikopter milik penerbangan sipil Malaysia, jenis Bell 9M-YMH, Minggu (28/6/2015) nekat mendarat tanpa izin di heliped milik TNI Angkatan Darat di Pos Kotis Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia, Desa Aji Kunjing, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui ruang udara di Indonesia belum sepenuhnya terpantau radar. Hal itu menyebabkan adanya pesawat negara lain dapat melalui jalur udara Indonesia.

"Jujur, ruang udara Indonesia seharusnya sudah tertutup semua, dalam artian kita bisa memantau tidak ada sudut lowong. Begiu ada (pesawat asing, red) yang masuk, teridentifikasi tanpa laporan, maka bisa diketahui. Tapi sekarang jujur semua belum termonitor dengan radar," kata Gatot usai uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR, Jakarta, Rabu (1/7/2015) malam.

Kelemahan ini membuat pesawat negara lain menerobos jalur udara Indonesia. Terakhir, helikopter Malaysia mendarat di Pos Pengamanan Perbatasan Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Guna mengantisipasi kejadian tersebut, Gatot menilai perlunya keterpaduan alat dengan pasukan terdepan baik di perbatasan serta kepulauan.

"Diberi warning anda melewati perbatasan. Kalau tidak seperti yang lalu dikejar," kata Gatot.

Sebuah helikopter sipil asal Malaysia berlogo GRAND 9M-YMH dilaporkan mendarat di Pos Pengamanan Perbatasan Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, pada Minggu 28 Juni 2015. Heli tersebut mendarat sekitar pukul 08.45 Wita.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan