Hukuman Mati
Dua Sahabat Andrew Chan Hanya Bisa Menanti di Depan Rumah Duka
Mereka adalah Tedy Andrew dan Maureen Veronica, sahabat mendiang terpidana mati asal Australia, Andrew Chan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pria berkacamata hitam dan perempuan berkulit putih hanya bisa melongok dan menanti di depan pagar Rumah Persemayaman Abadi, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (29/4/2015).
Mereka adalah Tedy Andrew dan Maureen Veronica, sahabat mendiang terpidana mati asal Australia, Andrew Chan.
Mereka mengaku bergegas ke rumah persemayaman itu setelah melihat pemberitaan media massa, bahwa jenazah 'Dua Bali Nine', Michael Chan dan Myuran Sukumaran telah tiba di tempat itu dari Pulau Nusakambangan pasca-eksekusi hukuman mati.
Mereka berniat untuk berdoa untuk kali terakhir di depan jenazah orang yang mereka cintai, Andrew Chan. Namun, pupus harapan mereka.
Petugas keamanan rumah persemayaman melarang mereka untuk memasuki area ruang jenazah, tempat Andrew Chan ditempatkan sebagaimana permintaan pihak Kedubes Australia untuk Indonesia.
Alhasil, Tedy dan Maureen hanya bisa berdiri dan bolak-balik di depan pagar rumah persemayaman itu. Sesekali keduanya melongok ke dalam area rumah persemayaman dengan harapan diizinkan untuk masuk.
Dua jam berlalu dengan keduanya berdiri dan beratap matahari, belum ada perubahan.
"Sampai sekarang belum diperbolehkan masuk. Saya baru kontakan dengan kakaknya Andrew, Michael Chan. Dia bilang belum bisa menjelaskan apa-apa, dia juga bingung koordinasinya bagaimana. Sebab, pihak Dubes sudah terlibat, pihak negara Australia sudah terlibat. Jadi, keluarga hanya bisa menerima semua prosesi jenazah yang dilakukan," ujar Maureen.
Jenazah dua terpidana mati kasus narkotika asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran atau dikenal 'Duo Bali Nine' tiba di Rumah Persemayaman Abadi sekitar pukul 12.20 WIB pasca-eksekusi mati di Pulau Nusakambangan sekitar pukul 00.18 WIB sebelumnya.
Keduanya adalah dua dari delapan terpidana kasus narkotika yang dieksekusi mati oleh pihak kejaksaan.
Sementara, dua terpidana yang sebelumnya masuk dalam daftar eksekusi, Serge Ataloui (Prancis) dan Mary Jane (Filipina) lolos dari eksekusi mati karena mengajukan gugatan ke PTUN dan adanya permintaan penundaan dari Presiden Jokowi.
"Niat kami hanya untuk berdoa di depan jenazah. Kami ingin untuk yang terakhir kali. Kami sudah kenal Andrew sejak dia ditahan di Lapas Kerobokan. Dan mungkin hari ini terakhir jenazahnya ada di Indonesia karena kami dengar segera diterbangkan ke Australia," ucap Maureen dengan bola mata berkaca-kaca.
"Kami belum tahu bagaimana ke depan. Mungkin kami menunggu-nunggu dulu di sini sembari kontak-kontakkan dengan kakaknya Andrew, Michael. Semoga ada harapan untuk kami bisa berdoa di depan jenazah untuk kali terakhir," timpal Tedy.